Rudal Rusia Hantam Kebaktian Gereja di Ukraina, 32 Orang Tewas

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Rudal Rusia menghantam warga yang berkumpul untuk kebaktian gereja hari Minggu (13/4) di kota Sumy, timur laut Ukraina, dan menewaskan sedikitnya 32 orang, termasuk dua anak-anak, menurut Kementerian Dalam Negeri Ukraina.

Itu menjadi serangan paling mematikan Rusia tahun ini dalam konflik dengan Ukraina. Selain 32 orang tewas, setidaknya 99 orang, termasuk 11 anak-anak, juga terluka dalam serangan di pusat kota tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan mematikan di Sumy dilakukan dengan rudal balistik. Dia juga menyerukan respons yang kuat dari dunia terhadap serangan Rusia tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan rudal Rusia ini terjadi di tengah upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk menengahi berakhirnya perang tiga tahun tersebut.

"Rusia menginginkan teror seperti ini dan memperpanjang perang ini," kata Zelensky, seperti dilansir CNN.

"Tanpa tekanan pada agresor, perdamaian tidak mungkin terjadi. Berunding tidak pernah menghentikan rudal balistik dan bom. Kita perlu memperlakukan Rusia sebagaimana layaknya teroris," ujarnya.

Serangan itu dikecam dunia internasional: Utusan khusus pemerintahan Donald Trump untuk Ukraina dan Rusia Keith Kellogg mengatakan serangan itu "melewati batas kepatutan."

"Sebagai mantan pemimpin militer, saya memahami penargetan dan ini salah. Itulah sebabnya Presiden Trump bekerja keras untuk mengakhiri perang ini," kata Kellogg dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu menghantam pusat kota pada Minggu Palma saat penduduk menghadiri kebaktian gereja pada salah satu hari tersibuk di gereja tahun ini, menurut Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko.

Dua rudal balistik ditembakkan oleh Rusia ke pusat kota, kata Volodymyr Artyukh, kepala administrasi militer di wilayah tersebut.

"Saat itu, banyak orang berada di jalan. "Musuh berharap untuk menimbulkan kerusakan terbesar pada orang-orang di kota Sumy," ucap Artyukh.

Serangan itu juga merupakan serangan tunggal terburuk terhadap warga sipil Ukraina sejak 2023, ketika 51 orang tewas dalam serangan di Kupiansk. Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan bangunan-bangunan yang hancur, jendela-jendela yang pecah, dan tumpukan puing di pusat kota Sumy. Mayat-mayat yang ditutupi selimut darurat dapat terlihat di jalan.

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa informasi awal menunjukkan amunisi cluster digunakan dalam serangan Rusia di Sumy itu. Amunisi berisi beberapa bahan peledak yang dilepaskan di area yang luas, hingga seukuran beberapa lapangan sepak bola, dan sangat berbahaya bagi warga sipil ketika ditembakkan di dekat daerah berpenduduk.

"Rudal dengan amunisi cluster adalah sesuatu yang dilakukan Rusia untuk membunuh sebanyak mungkin warga sipil," kata Andriy Yermak, kepala kantor presiden Ukraina, menyebut serangan itu sebagai "penargetan warga sipil yang disengaja."

Di antara mereka yang tewas adalah Olena Kohut, seorang seniman dari orkestra Teater Nasional Sumy, yang meninggal karena luka-lukanya dalam serangan itu. Liudmyla Hordiienko, seorang wakil kepala dinas pajak negara bagian itu, juga tewas.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |