Jakarta, CNN Indonesia --
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte ingin para anggota sepakat mengupayakan anggaran pertahanan masing-masing negara mencapai 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2032.
Rutte berharap semua anggota setuju soal rencana ini pada pertemuan puncak di Juni mendatang.
Perdana Menteri Belanda Dick Schoof mengatakan Rutte telah menulis surat kepada 32 negara anggota NATO soal hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isinya, meminta mereka mengupayakan alokasi 3,5 persen dari PDB tiap-tiap negara untuk 'pengeluaran militer keras', serta 1,5 persen dari PDB untuk pengeluaran terkait pertahanan, seperti infrastruktur, keamanan siber, dan hal-hal lainnya selama tujuh tahun ke depan.
Sementara itu, Rutte menolak mengonfirmasi angka-angka yang sedang diperdebatkan, sembari mengatakan diskusi di internal NATO sedang berlangsung.
Kepada AFP, beberapa diplomat di NATO mengatakan proposal yang diedarkan minggu lalu itu menggambarkan peningkatan anggaran pertahanan langsung sebesar 0,2 persen setiap tahun hingga 2032.
Para sumber yang meminta syarat anonim itu mengatakan diskusi mengenai target baru tersebut masih dalam tahap awal, serta belum ada tanda-tanda yang jelas akan mencapai konsensus untuk alokasi 5 persen itu.
"Parameter tentang apa yang dapat dimasukkan dalam 1,5 persen dari pengeluaran pertahanan yang terkait, secara longgar masih harus ditentukan, kata mereka kepada AFP, Jumat (9/5).
Sebenarnya, negara-negara Eropa telah meningkatkan anggaran pertahanan mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. Namun, Rutte mengatakan para anggota NATO harus meningkatkan anggaran secara signifikan untuk menangkal Moskow.
Pada 2024, sebanyak 22 dari 32 anggota NATO mencapai ambang batas belanja pertahanan yang berlaku saat ini, yakni 2 persen.
Sejumlah negara yang belum mencapai ambang batas seperti Italia, Spanyol, Kanada hingga Belgia berjanji untuk mencapainya target 2 persen tersebut tahun ini.
Sebelumnya, beberapa kali Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuntut sekutunya di NATO untuk meningkatkan belanja militer mereka hingga 5 persen dari PDB. Trump menuding para sekutunya itu terlalu sedikit menganggarkan dana militer dan hanya memanfaatkan kemurahan hati AS.
Ia bahkan mengancam tidak akan melindungi negara-negara yang menurutnya tidak royal membelanjakan uang negara mereka untuk pertahanan.
Tekanan Trump pada Eropa dan Kanada untuk menaikkan target pengeluaran militer kian meningkat jelang pertemuan puncak di Den Haag, Belanda bulan depan.
AS pun sebetulnya belum mencapai angka 5 persen PDB. Tahun lalu, alokasi anggaran pertahanan cuma 3,19 persen dari PDB-nya. Alokasi ini di bawah anggaran belanja militer negara-negara sayap timur seperti Polandia, Estonia, dan Lithuania lokasinya dekat dengan Rusia.
Meski tak sampai 5 persen, AS tetap menjadi negara dengan anggaran militer terbesar di NATO secara absolut, dengan porsi 64 persen dari seluruh anggaran pertahanan di 2024.
(pta)