Sempat Rusak, Wahana Sejauh 25,5 Miliar Km dari Bumi Kembali Menyala

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, berhasil menghidupkan kembali mesin pendorong Voyager 1 setelah wahana antariksa itu mengalami gangguan komunikasi.

Sebagai dampak perbaikan antena berbasis Bumi yang mengirimkan perintah ke Voyager 1, jeda komunikasi bisa saja terjadi saat wahana tersebut menghadapi masalah serius yang terjadi pada mesin pendorongnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbaikan baru pada pendorong ini dapat membantu menjaga wahana tersebut tetap beroperasi hingga dapat melakukan kontak dengan Bumi lagi tahun depan.

Melansir CNN, Voyager 1 diluncurkan pada September 1977. Wahana ini menggunakan lebih dari satu set mesin pendorong agar berfungsi dengan baik.

Pendorong utama mengarahkan wahana antariksa agar antena tetap mengarah ke Bumi. Hal ini memastikan bahwa wahana tersebut dapat mengirim kembali data yang dikumpulkannya dari sudut pandangnya yang kini berada 25,5 miliar kilometer dari Bumi.

Di dalam perangkat utama terdapat mesin pendorong tambahan yang mengendalikan putaran wahana, memungkinkan Voyager 1 tetap mengarah ke bintang pemandu agar bisa tetap berorientasi di ruang angkasa.

Jika Voyager tidak bisa mengendalikan gerakan berputarnya, maka misi bisa terancam.

Kendati begitu, ketika pendorong ditembakkan, sejumlah kecil residu propelan akan menumpuk seiring berjalannya waktu. Sejauh ini, para insinyur NASA berhasil menghindari penyumbatan dengan memerintahkan Voyager 1 untuk melakukan siklus antara pendorong asli dan pendorong cadangan untuk orientasi, serta satu set pendorong yang digunakan untuk mengubah lintasan wahana saat terbang lintas planet pada tahun 1980-an.

Akan tetapi, pendorong lintasan tidak melakukan apa pun untuk berkontribusi pada putaran pesawat ruang angkasa.

Pendorong utama Voyager 1 berhenti bekerja lebih dari dua dekade yang lalu setelah dua pemanas internal mati. Hal ini menyebabkan wahana antariksa tersebut hanya mengandalkan pendorong cadangan untuk tetap mengarah ke bintang pemandu sejak saat itu.

"Saya pikir pada saat itu, tim tidak keberatan menerima bahwa pendorong gulung utama tidak berfungsi, karena mereka memiliki cadangan yang sangat baik," kata Kareem Badaruddin, manajer misi Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, dalam sebuah pernyataan.

"Dan, sejujurnya, mereka mungkin tidak mengira bahwa Voyager akan terus berjalan selama 20 tahun lagi," lanjut dia.

Saat ini, para insinyur Voyager 1 khawatir penyumbatan akibat residu dapat menyebabkan pendorong gulung cadangan pesawat ruang angkasa ini berhenti bekerja dalam waktu dekat. Oleh karena itu, para insinyur NASA harus berani mengambil risiko, untuk menghidupkan kembali pendorong utama yang sudah lama tidak berfungsi.

Ketika pemanas pada pendorong utama rusak pada tahun 2004, para insinyur mengira bahwa hal itu tidak dapat diperbaiki. Namun dengan ancaman penyumbatan yang membayangi, tim kembali ke melihat apa yang salah.

Para insinyur mempertimbangkan kemungkinan bahwa gangguan pada sirkuit yang mengendalikan catu daya ke pemanas membalik sakelar ke posisi yang salah, dan membaliknya ke posisi semula dapat menghidupkan kembali pemanas, dan pada gilirannya, pendorong utama.

Voyager 1 diluncurkan pada 1977 bersama kembarannya, Voyager 2. Awalnya misi mereka hanya dirancang untuk berlangsung selama empat tahun, dengan tujuan mempelajari planet-planet besar seperti Jupiter dan Saturnus.

Namun, setelah lebih dari 47 tahun, kedua wahana ini masih aktif dan kini menjelajahi ruang antarbintang, jauh melampaui batas heliosfer (gelembung medan magnet dan partikel yang mengelilingi tata surya).

Voyager 1 dan 2 mendapatkan daya dari panas yang dihasilkan oleh peluruhan plutonium, yang diubah menjadi listrik. Setiap tahun, daya yang dihasilkan menurun sekitar 4 watt atau setara dengan daya sebuah lampu hemat energi kecil.

Menurut Bruce Waggoner, manajer jaminan misi Voyager, sejak lima tahun terakhir, tim Voyager mulai mematikan sistem yang dianggap tidak esensial untuk menghemat daya. Salah satunya adalah pemanas yang dirancang untuk menjaga suhu optimal instrumen ilmiah. Yang mengejutkan, meskipun suhunya jauh di bawah batas yang diuji, instrumen-instrumen tersebut tetap berfungsi dengan baik.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |