Situs Mataram Mpu Sindok di Malang Rusak, Diduga Digali Sejak Lama (Foto : Okezone/Avirista)
MALANG - Bangunan diduga struktur situs budaya era Mpu Sindok di Malang diketahui sudah mengalami kerusakan. Hal ini terungkap dari hasil survei penyelamatan dan penggalian oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, hingga hari ketiga penggalian situs yang berada di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Pantauan Okezone di lokasi, sejumlah struktur sudah runtuh dan rusak, pada Selasa (24/6/2025). Bebatuan bata merah yang ditemukan pun tak ada yang utuh, yang diduga sudah upaya pembongkaran penggalian sudah lama.
Arkeolog BPK Wilayah XI Ning Suryati menyatakan, dari hasil penggalian selama tiga hari terakhir memang struktur bangunan yang diduga merupakan warisan Mpu Sindok era Kerajaan Mataram, sudah mengalami kerusakan. Bahkan dari hasil survei penyelamatan pihaknya belum menemukan adanya batu bata yang utuh, untuk bisa diteliti ini bangunan berasal dari era mana.
"Sebenarnya di hari ketiga ini kayaknya situsnya sudah teraduk, karena apa strukturnya masih enggak jelas, yang sebelah sini udah kayak runtuhan gitu, terus yang di sebelah sana juga, yang di situ kotak kedua itu juga, dalam ada lubang kayak gitu," ucap Ning Suryati, ditemui Selasa di lokasi situs.
Bahkan di bagian atas gundukan tanah yang diduga bawahnya merupakan struktur situs juga mengalami kerusakan parah. Bebatuan itu seperti tergerus oleh bongkaran, sehingga terpecah beberapa fragmen. Bahkan dari pantauan, struktur di dekat pohon nangka yang ada di tengah, pada gundukan tanah tinggi itu runtuh.
"Jadi memang kayak sudah pernah digali sama masyarakat, itu kan di atasnya banyak yang growok (lubang) atau pecahan batas. Kemarin kan indikasi kita pecahan biasa, tapi kita menggali ternyata semakin ke dalam cuma dapat satu lapis. Jadi memang sudah pernah digali, mungkin zaman dulu sebelum kita, atau ini masyarakat pernah menggali," tuturnya.
Karena itu, ia ingin mengedukasi masyarakat bila menemukan dugaan struktur bangunan budaya, untuk tidak asal main menggali. Sebab dalam proses penggalian ada teknik dan cara khusus, supaya bangunan struktur cagar budaya itu tidak rusak. Namun ia belum mengetahui berapa persen tingkat kerusakan Situs Wurandungan, yang sempat tercatat dalam bukti sejarah prasasti era Mpu Sindok itu.
"Masyarakat jangan langsung menggali, karena kalau langsung menggali nanti kita kehilangan konteks (bangunan), karena kan untuk ekskavasi sendiri kita pakai metode tertentu, tidak sembarangan orang bisa," terangnya.