UNICEF Kritik Rencana Bantuan Israel dan AS: Bisa Tingkatkan Penderitaan Anak-Anak Gaza (Reuters)
JENEWA - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengkritik rencana yang digulirkan Israel dan Amerika Serikat untuk mengambil alih distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza. UNICEF mengingatkan rencana tersebut akan meningkatkan penderitaan bagi anak-anak dan keluarga.
1. Kritik Rencana Bantuan AS dan Israel
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengusulkan solusi yang akan memungkinkan pengiriman bantuan pangan ke Gaza "hanya tinggal beberapa langkah lagi" dan segera diumumkan.
Sebuah proposal beredar di kalangan komunitas bantuan untuk Yayasan Kemanusiaan Gaza yang akan mendistribusikan makanan dari empat "Situs Distribusi Aman". Ini menyerupai rencana yang diumumkan Israel awal minggu ini. Rencana Israel itu menuai kritik karena secara efektif akan memperburuk pengungsian di antara penduduk Gaza.
"Tampaknya rancangan rencana yang disajikan oleh Israel kepada komunitas kemanusiaan akan meningkatkan penderitaan yang sedang berlangsung bagi anak-anak dan keluarga di Jalur Gaza," kata Juru Bicara UNICEF, James Elder, melansir Reuters, Minggu (11/5/2025).
Ia menyebutkan, pernyataannya juga berlaku untuk yayasan baru yang ia pahami sebagai bagian dari rencana luas yang sama.
Komunitas bantuan telah menolak rencana apa pun yang akan memberikan peran kepada Israel yang merupakan penguasa pendudukan dalam mendistribusikan bantuan di Gaza.
Namun, dokumen Yayasan tersebut mengatakan bahwa lokasi tersebut akan "netral" dan duta besar AS untuk Israel Mike Huckabee mengatakan pada hari Jumat bahwa Israel tidak akan terlibat dalam penyaluran bantuan.
Namun, Elder mengatakan, penggunaan pusat-pusat tersebut, yang menurut yayasan tersebut pada awalnya akan melayani 300.000 orang masing-masing, akan menimbulkan risiko bagi anak-anak dan keluarga saat mereka pergi untuk mengambil bantuan dan akan mendorong pengungsian lebih lanjut.