Surabaya, CNN Indonesia --
Wali Kota Malang, Jawa Timur, Wahyu Hidayat mengatakan banjir yang terjadi di wilayahnya disebabkan sedimentasi dan tumpukan sampah di dalam saluran, hingga menyumbat aliran air.
Diketahui, sebanyak 39 titik di Kota malang dilanda banjir Kamis (4/11) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan beberapa di antaranya aliran genangan banjir cukup parah, di mana membuat rumah-rumah warga hingga ada pulayang membuat kendaaraan bermotor hanyut.
"Air tidak bisa masuk ke dalam, padahal saluran sudah kami buat dan ada bak kontrol tadi saya melihat tetapi sedimen sampah yang ada disana sangat tinggi sekali," kata Wahyu, Jumat (15/12).
Wahyu menyebut endapan sedimen karena sumbatan sampah salah satunya didapati di saluran air yang terletak di Jalan Letjen Sutoyo.
Dari hasil peninjauan, Pemkot Malang pun telah mempersiapkan langkah pengerukan sedimen untuk kembali membuka jalur air, agar kejadian banjir serupa tak terulang kembali.
Tak hanya endapan sedimentasi karena sampah, Wahyu menyebutkan, banjir juga dipicu kondisi bozem di Tunggulwulung yang tak mampu lagi menampung tingginya debit air.
"Jadi kalau bozem ini amber [meluap] ya kami pasti bisa memprediksi Malang akan banjir," ucap dia.
Selain itu, Wahyu menyatakan saat ini di kawasan Jalan Soekarno-Hatta sedang dibangun proyek drainase yang membentang dari sisi utara ke selatan. Hal itu juga dibarengi pelaksanaan penyudetan di kawasan tersebut ke arah Jalan Kedawung dan Jalan Letjen Sutoyo.
"Termasuk tahun depan, kami sekarang sudah lelang untuk sudetan sekitar Klojen ke Metro," ucapnya.
Ia optimistis, jika pembangunan drainase tuntas, maka persoalan banjir yang melanda Kota Malang bisa teratasi pada 2026.
Upaya penanganan banjir, kata dia, juga tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah daerah tetapi perlu adanya kepedulian dan kesadaran masyarakat.
"Ayo masyarakat bersama-sama menyadari ini," tutupnya.
Sebelumnya, sejumlah titik di Kota Malang, Jawa Timur, dilanda banjir sejak Kamis (4/12) kemarin. Setidaknya ada 39 titik terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan banjir di 39 titik dipicu hujan intensitas lebat pada Kamis (4/12) siang, hal itu memicu meningkatnya debit air pada drainase dan sungai di beberapa wilayah Kota Malang.
"Hingga terjadi luapan ke jalan maupun masuk ke pemukiman warga sehingga banyak yang terjebak di dalam rumah. Berdasarkan pantauan pusdalops, terdapat 39 titik mengalami banjir dan 1 pohon tumbang," kata Prayitno, Jumat (5/11).
Banjir itu merendam 39 titik di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun dan Kecamatan Lowokwaru, dengan tingkat keparahan dan dampak yang berbeda-beda.
Di Kecamatan Blimbing, air meluap di sejumlah titik padat permukiman seperti Jalan Ciliwung, Jalan Kedawung, Jalan Karya Timur, hingga kawasan Glintung.
"Kalau di jalan raya sekitar 80 sentimeter kalau di sini (Jalan Kedawung 1) sekitar 150-160 sentimeter. Saya cek juga ke Purwodadi," ujar dia.
Sebagian lokasi bahkan mengalami tembok rumah jebol di Jalan Karya Barat dan sepeda motor hanyut di Jalan Letjend Sutoyo. Seorang ODGJ juga dilaporkan terjebak di dalam rumah di kawasan Sidomulyo II.
Kemudian di Kecamatan Sukun, banjir terpantau di wilayah EWS Bukit Barisan, EWS Candi, serta Jalan Terusan Sigura-gura. Sementara di Kecamatan Lowokwaru, genangan meluas dari kawasan Sudimoro, pertokoan sekitar Soekarno Hatta, hingga permukiman seperti Jalan Candi Kalasan, Jalan Bukirsari, Jalan Kebon Jeruk, dan sejumlah ruas lainnya.
Beberapa titik banjir juga terpantau di sekitar cafe di Soehatt dan dekat RS Universitas Brawijaya. Selain di Kecamatan Kedungkandang, sebuah pohon dilaporkan roboh di Jalan Raya Sawojajar.
(frd/kid)

1 hour ago
1

















































