Amal Ibadah Utama di Bulan Muharram

6 hours ago 2

Amal Ibadah Utama di Bulan Muharram

Amal Ibadah Utama di Bulan Muharram (Unsplash)

JAKARTA - Amal ibadah utama di bulan Muharram menjadi kesempatan bagi setiap umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak amal ibadah pada Muharram, diharapkan dapat membawa keberkahan. 

Berikut amal ibadah utama yang dapat dikerjakan selama Muharram, sebagaimana dihimpun Okezone: 

1. Puasa Tasu’a dan Asyura

Puasa sunnah yang paling utama pada bulan Muharram adalah puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram). Pada 2025, puasa Tasu’a jatuh pada 5 Juli. Sementara puasa Asyura jatuh pada 6 Juli.

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Ibnu Abbas yang dikutip dari MUI Digital, Kamis (26/6/2025), anjuran menjalankan puasa Tasu’a dijelaskan sebagai berikut:

 حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Saat Rasulullah SAW berpuasa pada hari 'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani." Maka Rasulullah SAW bersabda, "Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharam)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, karena Rasulullah SAW wafat." (HR Muslim)

Kemudian, keutamaan puasa Asyura dijelaskan melalui sabda Nabi Muhammad SAW:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

"Adapun puasa pada hari Asyura, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya." (HR Muslim no 1162)

Hadis ini menjadi landasan utama keutamaan puasa Asyura. Imam An-Nawawi (w. 676 H) menjelaskan, yang dimaksud dengan dosa dalam hadis tersebut adalah dosa-dosa kecil. Namun, bila seseorang memiliki dosa besar, tetap diperlukan taubat yang sungguh-sungguh atau taubat nasuha agar mendapatkan ampunan dari Allah SWT. 

Karena itu, puasa Asyura menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan mendekatkan hati kepada Allah SWT.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |