Bahlil Klaim Tambang Nikel Berjarak 30-40 Km dari Wisata Raja Ampat

10 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, tambang nikel milik PT Gag Nikel (GN) yang beroperasi di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, berada cukup jauh dari kawasan wisata unggulan Pulau Piaynemo.

Ia mengklaim, jarak antara lokasi tambang dengan pulau tersebut mencapai sekitar 30 hingga 40 kilometer (km).

"Sekarang dengan kondisi seperti ini, kita harus cross-check. Karena di beberapa media yang saya baca, ada gambar yang diperlihatkan itu seperti Pulau Piaynemo. Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat," kata Bahlil dalam acara bincang media di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (5/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sering di Raja Ampat. Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG (lokasi tambang) itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km," imbuhnya.

Ia menjelaskan, dari lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Raja Ampat, hanya satu yang saat ini masih aktif beroperasi, yakni PT GAG Nikel. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Bahlil menegaskan, izin produksi GN telah terbit sejak 2017 dan mulai beroperasi pada 2018 setelah memenuhi persyaratan lingkungan.

"IUP di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada lima setelah saya mendapat laporan dari dirjen. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu, yaitu PT GAG. PT GAG ini, GAG Nikel ini yang punya adalah Antam, BUMN," ujarnya.

Bahlil sendiri mengaku belum pernah meninjau lokasi pertambangan milik PT GAG. Pasalnya, IUP untuk PT GAG turun saat dirinya belum masuk jajaran kabinet.

Untuk merespons isu yang berkembang di publik, Bahlil mengatakan, pihaknya telah mengirim tim ke lapangan dan merencanakan kunjungan langsung ke lokasi tambang dalam waktu dekat. Ia menyebut kunjungan itu akan berbarengan dengan agenda inspeksi sumur minyak dan gas di wilayah Kepala Burung, Sorong, Fakfak, dan Bintuni.

Saat ini, ESDM, melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, teleh menghentikan sementara operasional PT GAG.

"[Dihentikan] sampai dengan verifikasi lapangan. Kita akan cek," ujar Bahlil.

Greenpeace Indonesia Forest Campaign Team Leader, Arie Rompas, hold a banner reading 'Nickel Mining Destroys Raja Ampat' in the UNESCO Global Geopark area of Raja Ampat, Southwest Papua, Indonesia.Raja Ampat is a region of extraordinary megabiodiversity and home to one of the richest coral reef ecosystems in the world. Its biodiversity surpasses that of many other areas within the Coral Triangle, providing a habitat for hundreds of unique and rare species of flora and fauna, including wobbegongs, morray eel, sea turtles, sharks, manta rays, and a wide variety of fish.Ilustrasi. Lokasi pertambangan GAG Nikel disebut jauh dari lokasi wisata unggulan Raja Ampat. (Arsip Greenpeace)

Lebih lanjut, ia menekankan keputusan penghentian sementara ini bertujuan untuk memastikan semua informasi yang beredar dapat diklarifikasi secara faktual.

"Tetapi apa pun hasilnya, nanti kami akan sampaikan setelah cross-check lapangan terjadi," imbuhnya.

Sementara itu, Plt Presiden Direktur PT GAG Nikel Arya Arditya menyatakan, perusahaan beroperasi sesuai perizinan yang sah dan menerapkan prinsip good mining practices.

Ia memastikan operasional berada di luar kawasan konservasi maupun Geopark UNESCO dan telah terkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup serta Kementerian Kehutanan.

"Kami siap menyampaikan segala dokumen pendukung yang diperlukan dalam proses konfirmasi ke pihak Kementerian ESDM," kata Arya dalam pernyataan terpisah.

(del/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |