Bencana di Daerah, Komisi V DPR Kritik BMKG Telat Kasih Informasi

3 hours ago 1

CNN Indonesia

Rabu, 12 Nov 2025 00:20 WIB

Anggota Komisi V DPR Haryanto kritik BMKG soal keterlambatan informasi bencana. Ia dorong perluasan sekolah lapang iklim untuk antisipasi cuaca ekstrem. Ilustrasi. Anggota Komisi V DPR Haryanto kritik BMKG soal keterlambatan informasi bencana. Ia dorong perluasan sekolah lapang iklim untuk antisipasi cuaca ekstrem. (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi V DPR Haryanto mengkritik keterlambatan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait rentetan bencana alam yang terjadi di daerah baru-baru ini.

Dalam rapat dengan BMKG, Haryanto tak menampik soal cuaca ekstrem belakangan. Namun, mestinya hal itu telah diantisipasi BMKG dengan peringatan dini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak kejadian-kejadian bencana alam yang tidak terduga, itu di beberapa daerah, baik di luar Jawa, di Jawa Tengah, maupun di daerah-daerah di Jawa Barat dan lain-lain," kata Haryanto dalam rapat, Selasa (11/11).

"Nampaknya informasi itu agak terlambat, kalau menurut kami," imbuhnya.

Dia menduga ada sejumlah alasan, salah satunya keberadaan sekolah lapang iklim (SLI) di bawah BMKG yang tak berjalan efektif. Padahal sekolah lapang mestinya berguna agar masyarakat tak bergantung pada informasi resmi pemerintah.

Haryanto mendorong agar BMKG terus memperluas keberadaan sekolah lapang di seluruh wilayah. Sebab, menurut dia, saat ini jumlah 30 sekolah dinilai masih kurang.

"Kalau punya bekal sekolah lapang ini diperluas, kemudian volumenya juga ditambah, itu lain. Jadi kalau jumlahnya itu, kan yang ada itu sekolah lapang tadi disinggung juga hanya 30 orang [lokasi], ya. Itu saja hanya terbatas waktu," katanya.

Sementara, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam laporannya mengungkap sejumlah indikator capaian kinerja mereka dalam tiga bulan terakhir hingga September 2025.

Pertama, soal akurasi informasi di bidang BMKG dan modifikasi cuaca mencapai 102 persen. Kedua, indeks kepuasan dalam layanan informasi mencapai 99,73 persen, dan pemahaman masyarakat atas informasi BMKG mencapai 107,31 persen.

"Harapan kami dalam tiga bulan terakhir nanti akan lebih meningkat lagi capaian indikator kinerjanya," kata Faisal.

Sementara untuk sekolah lapang iklim, kata Faisal, saat ini tersebar di 35 lokasi, dengan peserta mencapai 1.360 orang. Sedangkan, sekolah lapang gempa menjadi yang terbanyak mencapai 1.774 yang tersebar di 37 provinsi, dan sekolah lapang cuaca nelayan diikuti 1.285 yang tersebar di 37 lokasi.

(thr/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |