Perusahaan kelapa sawit berkomitmen menjalankan langkah-langkah konkret dalam menghadapi musim kemarau. (Foto: Okezone.com)
JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau kesiapan perusahaan-perusahaan kelapa sawit dalam menghadapi musim kemarau serta mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam dua pekan terakhir, ia gencar turun ke lapangan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana perusahaan dalam upaya mitigasi risiko kebakaran lahan.
Oleh karena itu, dia berharap kolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dapat terus diperkuat, khususnya di provinsi dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Riau dan Kalimantan Barat.
“Kesiapan di tingkat daerah sangat menentukan keberhasilan upaya pencegahan karhutla secara nasional, mengingat kondisi geografis dan sebaran lahan yang begitu luas,” ujar Hanif, Rabu (21/5/2025).
“Oleh karenanya, menjadi penting untuk merekatkan hubungan yang sangat dinamis, terutama dengan GAPKI dan seluruh stakeholder terkait,” tegasnya.
1. Komitmen Perusahaan Kelapa Sawit
Sementara itu, Sekretaris Jenderal GAPKI, M. Hadi Sugeng, menyatakan bahwa seluruh perusahaan kelapa sawit berkomitmen menjalankan langkah-langkah konkret dalam menghadapi musim kemarau dan mitigasi karhutla, termasuk di wilayah Kalimantan Barat.
Sebanyak 752 perusahaan anggota GAPKI telah diwajibkan mematuhi regulasi yang berlaku dan memastikan seluruh sumber daya, personel, serta peralatan berada dalam kondisi siap siaga.
GAPKI juga melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya pencegahan karena percaya bahwa pengelolaan risiko kebakaran tidak bisa dilakukan sendiri. Upaya lain yang dilakukan antara lain modifikasi cuaca, pemetaan area rawan titik api, serta memastikan ketersediaan sumber air di area rawan.
“Kepatuhan terhadap prinsip keberlanjutan atau sustainability menjadi komitmen jangka panjang GAPKI, yang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga perlindungan lingkungan dan sosial di sekitar area operasional,” tegas Hadi.
2. Tingginya Titik Panas di Kalimantan Barat
Sebagai informasi, Kementerian LHK baru saja meninjau kesiapan perusahaan anggota GAPKI di Kalimantan Barat dalam menghadapi risiko kebakaran lahan. Meskipun dikenal sebagai Provinsi Seribu Sungai, Kalimantan Barat merupakan wilayah dengan jumlah titik panas (fire spot) terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 57 titik.