CNN Indonesia
Minggu, 21 Sep 2025 20:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Jurnalis China, Zhang Zhan, yang pernah dipenjara karena melaporkan dan mendokumentasikan fase-fase awal pandemi Covid-19 di Wuhan, kembali divonis empat tahun penjara pada Jumat (19/9).
Lembaga kebebasan pers internasional, Reporters Without Borders (RSF), menyebut pria 42 tahun itu dijatuhi hukuman dengan tuduhan "memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah" di China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tuduhan itu serupa dengan yang diberikan kepada Zhang pada Desember 2020 setelah ia mengunggah laporan langsung dari pusat Kota Wuhan tentang penyebaran awal virus corona.
Reuters menyebut Kementerian Luar Negeri China tidak dapat dihubungi pada Minggu (21/9) untuk dimintai tanggapannya. Reuters juga menyebut mereka tak bisa memastikan apakah jurnalis itu dapat perwakilan hukum.
"Ia seharusnya dirayakan secara global sebagai 'pahlawan informasi', bukan terjebak dalam kondisi penjara yang brutal," kata manajer advokasi RSF Asia-Pasifik, Aleksandra Bielakowska.
"Perintah dan penganiayaan terhadapnya harus diakhiri. Kini, komunitas diplomatik internasional lebih mendesak dari sebelumnya untuk menekan Beijing agar segera membebaskannya."
Vonis pada 19 September 2025 tersebut diberikan untuk Zhang atas laporannya soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia di China, menurut RSF.
Mantan pengacara Zhang, Ren Quanniu mengunggah di X bahwa dakwaan baru ini didasarkan pada komentar jurnalis tersebut di web luar negeri dan ia tidak seharusnya dianggap bersalah.
Sementara itu, Kepolisian maupun Kejaksaan China tidak pernah secara terbuka merinci aktivitas yang didakwakan terhadap Zhang.
"Ini adalah kedua kalinya Zhang Zhan diadili atas tuduhan tak berdasar yang tidak lebih dari sekadar tindakan penganiayaan terang-terangan atas pekerjaan jurnalismenya," kata Beh Lih Yi, direktur Asia-Pasifik untuk Komite Perlindungan Jurnalis di New York.
"Pihak berwenang China harus mengakhiri penahanan sewenang-wenang terhadap Zhang, membatalkan semua dakwaan, dan segera membebaskannya."
Zhang Zhan sebelumnya pernah ditangkap setelah berbulan-bulan mengunggah berbagai akun, video, dari rumah sakit yang ramai dan jalanan kosong yang menggambarkan situasi awal penyakit tersebut yang ternyata lebih buruk dibanding pernyataan resmi China.
Pengacara Zhang kala itu, Ren Quanniu, mengatakan jurnalis itu yakin dirinya "dianiaya karena menjalankan kebebasan berbicaranya".
Zhang sempat melakukan mogok makan setelah penangkapan tersebut, seperti yang tercantum dalam dokumen pengadilan yang diterima Reuters.
Zhang juga disebut pengacaranya sempat dipaksa makan oleh polisi dengan kondisi tangannya diikat dan dicekoki selang untuk makan.
RSF mengatakan Zhang sempat dibebaskan pada Mei 2024 dan kemudian ditahan lagi tiga bulan kemudian, hingga akhirnya ditangkap secara resmi dan ditempatkan di Pusat Penahanan Pudong Shanghai.
(end)