Jakarta, CNN Indonesia --
Di usia ketika kebanyakan orang menikmati masa pensiun dengan santai, dokter Howard Tucker justru masih sibuk berbagi ilmu dan menginspirasi dunia.
Pria asal Cleveland, Amerika Serikat ini bukan lah dokter biasa. Dia tercatat sebagai dokter saraf tertua di dunia yang pernah aktif praktik dan meraih Guinness World Record tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-99.
Kini, Tucker telah berusia 102 tahun dan telah menggantungkan jas dokter putihnya. Namun, semangatnya untuk terus bergerak tidak pernah surut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tucker saat ini masih mengajar untuk para calon dokter di Case Western Reserve University dan aktif sebagai konsultan hukum medis, profesi kedua yang dijalaninya setelah meraih gelar sarjana hukum di usia 67 tahun.
Lebih dari itu, ia bahkan viral di TikTok melalui dokumenter What's Next yang diproduksi oleh cucunya.
Tucker juga masih sering berbagi ilmu dan pemikirannya. Dalam wawancara dengan program TODAY, Tucker bahkan menyampaikan pemikiran yang cukup mencengangkan.
"Pensiun, menurut saya, adalah musuh umur panjang," ujarnya. Dokter saraf tertua di dunia ini percaya bahwa memiliki tujuan setiap hari adalah kunci untuk tetap sehat dan hidup bermakna.
"Anda harus memiliki sesuatu yang membuat Anda bangun pagi dengan semangat dan tahu apa yang akan dilakukan," tuturnya, mengutip dari New York Post.
Tucker memang tetap aktif menangani pasien hingga usia 100 tahun dan baru berhenti karena rumah sakit tempatnya bekerja tutup pada 2022. Jika bukan karena penutupan itu, ia mengaku masih ingin terus praktik.
"Saya bahkan masih mencoba mencari pekerjaan lagi, meskipun tidak ada yang mau mempekerjakan saya di usia ini," ujarnya sambil tertawa.
Namun, ia tetap optimistis dan mendorong siapa pun yang ingin pensiun untuk menjaga otak tetap aktif, baik melalui hobi, kegiatan sosial, atau aktivitas lain yang merangsang pikiran.
"Otak butuh stimulus setiap hari," tambahnya.
Ilustrasi. Dokter saraf tertua di dunia berbagi rahasia umur panjangnya. (AFP/KAZUHIRO NOGI)
Ilmu pengetahuan pun mendukung pendapat Tucker. Studi menunjukkan bahwa memiliki tujuan, terus belajar hal baru, serta melibatkan diri dalam aktivitas yang memerlukan kreativitas dan pemecahan masalah dapat membantu menjaga ketajaman mental hingga usia lanjut.
Rata-rata harapan hidup di Amerika pada 2022 adalah 77,5 tahun. Tucker justru jauh melampaui usia harapan hidup itu. Meski orang tuanya hidup hingga usia 84 dan 96 tahun, ia menekankan bahwa genetika bukan satu-satunya faktor.
"Keturunan memang memberikan awal yang baik, tetapi harus didukung dengan pola makan yang seimbang, konsumsi alkohol yang moderat, dan kebahagiaan," tulisnya dalam pengajuan rekor Guinness.
Tucker menjaga kebugarannya dengan serius. Ia berhenti bermain ski setelah mengalami cedera leher di usia akhir 80-an, namun tetap rutin menggunakan alat snowshoe dan berjalan di treadmill sejauh tiga mil setiap hari. Kebiasaan kecil seperti berjalan 15 menit sehari disebutnya mampu mengurangi risiko kematian dini hingga 25 persen.
Dalam hal makanan, ia memilih menu yang sederhana namun bergizi. Pagi hari biasanya dimulai dengan buah musiman dan sereal, ditemani teh dan susu rendah lemak. Ia jarang makan siang agar tetap fokus.
Sementara untuk makan malam, ia lebih sering mengonsumsi ikan dan sayuran seperti brokoli, dengan sesekali menambahkan daging. Ia dan istrinya menutup hari dengan makanan manis, bisa buah atau es krim.
Tentu saja, minuman keras bukan bagian dari rutinitasnya, meski ia mengaku masih menikmati martini sesekali. Satu hal yang tidak pernah disentuhnya adalah rokok.
Saat ulang tahunnya yang ke-103 semakin dekat, dokter saraf tertua di dunia ini tetap tenang dan penuh syukur.
"Saya tidak pernah memikirkan kematian," katanya. "Hidup itu penyakit fatal. Jadi selama masih hidup, ya jalani saja," kata dia.
(tis/asr)