Israel Makin Brutal, Pakai 'Robot Bom' buat Gempur Warga Gaza

2 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Israel dilaporkan menggunakan metode baru dengan menggunakan robot bom (explosive robots) untuk melanjutkan pembantaiannya terhadap warga di Jalur Gaza Palestina dalam invasi darat terbaru di Gaza City.

Sejumlah warga Palestina yang berusaha melarikan diri dari Gaza City mengaku bahwa mereka ingin lari dari wilayah itu untuk menghindari "bom robot raksasa" yang dipakai Israel dalam operasi darat terbarunya ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Invasi darat terbaru Israel ini berlangsung meski Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mencap agresi Tel Aviv ke Gaza sejak Oktober 2023 lalu sebagai kejahatan perang genosida. Operasi darat Israel ini telah menewaskan lebih dari 100 orang pada Rabu (17/9).

Menurut pengakuan warga yang terjebak di Gaza City, pasukan Israel saat ini mengerahkan mobil-mobil lapis baja berisi bom yang dioperasikan dari jarak jauh. Kendaraan yang dimodifikasi ini memang sedang diandalkan militer Israel dalam serangan darat saat ini.

"Hari ini kami terbangun oleh suara-suara mengerikan dari bom-bom robot raksasa yang meledak di sekitar dan jalan-jalan Gaza," kata Hussein Mansour (55), warga Palestina yang memilih tetap tinggal di Gaza City.

"Bom-bpm robot ini biasanya meledak pada pukul 04.00 pagi dan sangat menakutkan bagi semua orang, terutama anak-anak," ucapnya seperti dikutip The Independent

Mansour menetap di Gaza City karena tak punya biaya untuk mengevakuasi istri dan anaknya. Untuk bisa evakuasi, butuh kendaraan yang biaya sewanya sekitar US$600 atau Rp9,8 juta.

Otoritas Palestina memperkirakan ratusan ribu orang tetap berada di Gaza City meskipun Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi. Hal ini karena banyak keluarga yang tidak mampu untuk bepergian ke selatan.

Jenin Raffia (23), seorang ibu dengan delapan anggota keluarga, juga menjelaskan soal bom robot yang sama. Raffia berujar "20 robot jebakan" telah diledakkan dari jarak jauh di kawasan tempatnya berlindung hingga seluruh area hancur dalam sekejap.

Raffia sendiri salah satu warga yang memutuskan evakuasi. Namun, selama lebih dari seminggu, ia tak bisa pergi ke Gaza selatan karena jalanan utama dipadati mobil, truk, hingga gerobak.

"Kami sudah mencoba meninggalkan Gaza City selama lebih dari seminggu dengan berbagai kendaraan, baik mobil maupun traktor. Tapi saat ini tidak ada yang tersedia," ucapnya.

"Seorang pengemudi memberi tahu kami bahwa giliran kami akan tiba dalam tiga hari. Situasinya sangat mengerikan," lanjutnya.

Media-media Israel telah melaporkan bahwa Komando Selatan Israel mulai menggunakan kendaraan lapis baja pengangkut personel (APC), M113, dalam operasi di Gaza belakangan ini.

Kendaraan yang sudah lawas itu dimodifikasi dengan dipasangi bahan peledak, yang dapat diledakkan dari jarak jauh.

Menurut sumber Israel, penggunaan M113 ditujukan untuk mengurangi korban jiwa di antara prajurit, sebab jumlah prajurit tewas melonjak selama dua tahun terakhir.

Pejabat keamanan yang bicara kepada surat kabar Maariv Israel mengatakan modifikasi itu dilakukan terutama untuk menghancurkan gedung-gedung besar. M113 diisi dengan beberapa ton peledak sehingga satu ledakan saja dapat menciptakan "gelombang kejut yang sangat kuat".

Anadolu Agency sejak awal bulan ini telah merilis laporan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mengenai robot peledak ini.

Menurut lembaga tersebut, sekitar 300 unit rumah setiap hari dimusnahkan dengan 15 kendaraan yang membawa nyaris 100 ton peledak.

Operasi menggunakan kendaraan berpeledak ini disebut sering terjadi pada malam atau dini hari. Suara ledakannya dapat terdengar hingga radius 40 kilometer.

(blq/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |