Kadin Cilegon Buka Suara soal Anggota Diduga Palak Proyek Pabrik Rp5 T

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon buka suara soal viral anggota yang diduga memalak tender proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik Chandra Asri Group melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali (CAA), senilai Rp5 triliun.

Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon Isbatullah Alibasja mengungkapkan peristiwa itu terjadi akibat anggotanya terbawa emosi.

Menurut Isbat, sebelum terjadi pertemuan di lokasi proyek, Kadin Cilegon sudah berkomunikasi dengan investor proyek tersebut, yakni PT CAA hingga kontraktor utama pada proyek senilai Rp 15 triliun tersebut. Pertemuan terjadi lebih dari satu kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar 1 bulan yang lalu beberapa minggu sebelum kejadian itu, Kadin Cilegon mengundang secara persuasif owner-owner dalam hal ini kan ada Chandra Asri sebagai induknya, ada CAA dan kita undang juga main kontraktor. Ini ada dua, satu Chengda joint operation dengan Total Persada, kedua PT PP JO dengan Seven Gate Indonesia, kalau enggak salah pertemuan itu ada 3-4 kali pertemuan itu, rangkaian sebelumnya sudah ada pertemuan," ujar Isbat saat dimintai konfirmasi, Rabu (14/5), seperti dikutip DetikFinance.

Kadin Cilegon, sambung Isbat mendukung penuh investasi yang ada di Cilegon. Namun, pihaknya berharap agar investasi yang ada di Cilegon melibatkan pengusaha lokal.

"Artinya, kita menyambut baik (investasi), cuma harapan kita agar libatkanlah pengusaha lokal yang kira-kira mampu, yang punya kualifikasi, tolong diakomodir supaya ada dampak multiplier effect-nya investasi yang Rp 15 triliun ini," katanya.

Seusai pertemuan dengan investor maupun kontraktor utama, Isbat menyebut komunikasi pengusaha lokal dengan PT Chengda sebagai kontraktor utama pada proyek itu mengalami kendala.

"Setelah komunikasi, memang pihak Chengda agak sulit, mungkin kendala komunikasi, kendala budaya kita nggak paham atau mungkin karena hal lain yang kita tidak ketahui, sehingga kita inisiatiflah ceritanya, Kadin untuk ke site, untuk sidak, sebenarnya bukan untuk menyetop pekerjaan, sebenarnya kita pengin lihat di lapangan seperti apa gitu loh," tuturnya.

Isbat menerangkan di lokasi proyek milik PT Chengda, sudah ada beberapa pengusaha yang berasal dari organisasi Hipmi, HIPPI, dan pengusaha lokal Cilegon.

Situasi saat itu sudah ramai karena beberapa pengusaha sudah masuk dalam obrolan. Situasi di ruangan tersebut riuh dan dinilai tak kondusif.

"Karena situasi itu ramai, tidak terkondisi kemudian juga hanya Chengda saja di situ, komunikasi itu berjalan tidak sehat karena selalu yang namanya Chengda ini dia bilang saya nggak bisa mengambil keputusan karena harus berkomunikasi dengan CAA sebagai owner," ujar Isbat.

"Padahal CAA sudah ngobrol beberapa kali, katanya 'oke kita mendukung', mengarahkan agar Chengda bekerja sama dengan pengusaha lokal. Jadi kayak dilempar-lempar gitu, kata CAA ke Chengda. Kata Chengda, saya harus berkoordinasi ke CAA, gitu," sambungnya.

Saat pertemuan berlangsung, lanjut Isbat, terjadi adu mulut antara para pengusaha tersebut dan pihak PT Chengda. Pihaknya menyimpulkan ada komunikasi yang kurang efektif pada pertemuan itu, sehingga salah satu anggotanya tersulut emosi.

"Itu luapan emosi dari salah satu pengurus kita yang mungkin kesal atau mungkin komunikasinya buruk atau mungkin kesal banget begitu sehingga adalah keluarlah. Saya menyebutnya selip lidahnya atau apalah, ya kita juga paham mana ada proyek yang 5 triliun tanpa tender," tuturnya.

Isbat menekankan pihaknya menyadari proyek triliunan rupiah harus melalui tender atau lelang. Pihaknya menghormati prosedur internal terkait mekanisme yang akan dilakukan untuk garapan pekerjaan di proyek tersebut.

"Kalau misalkan tender, ayo kita tender, artinya kita mengikuti prosedur di internal. Tapi harapan kita ada keberpihakanlah ke pengusaha lokal, masa projek dengan nilai investasi Rp 15 triliun, masa pengusaha lokalnya nonton, nggak bagus juga, karena itu kan nggak tuntas video itu, yang viralnya justru Rp 5 T tanpa tender," ujarnya.

Video Kadin Cilegon diduga meminta jatah proyek Rp5 triliun tanpa tender kepada perusahaan viral di media sosial. Permintaan jatah itu terkait proyek investasi pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) senilai Rp15 triliun milik Chandra Asri Group.

Dalam video yang viral, pihak Kadin dan sejumlah asosiasi pengusaha lainnya tengah bertemu perwakilan China Chengda Engieering Co, yang merupakan kontraktor pembangunan pabrik CA-EDC.

Lalu, seseorang yang mengklaim perwakilan Kadin Cilegon terang-terangan meminta jatah proyek dalam investasi tersebut.

"Tanpa ada lelang! Porsinya harus jelas, tanpa ada lelang Rp5 triliun untuk Kadin, Rp3 triliun untuk Kadin," ucapnya dengan nada tinggi.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |