Kilas Balik Tragedi 14 Mei 1998, Periode Kelam Sejarah Indonesia 27 Tahun Silam

9 hours ago 1

Kilas Balik Tragedi 14 Mei 1998, Periode Kelam Sejarah Indonesia 27 Tahun Silam

Kilas Balik Tragedi 14 Mei 1998, Periode Kelam Sejarah Indonesia 27 Tahun Silam/Antara

JAKARTA Peristiwa Mei 1998 menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Saat itu, krisis ekonomi yang memuncak pada awal 98 menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Mahasiswa seluruh Indonesia pun terpanggil untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap rezim Soeharto.

Puncaknya terjadi saat penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998. Kejadian itu berbuntut panjang dan menyulut emosi masyarakat. Sehari berselang, Jakarta menjadi lautan aksi massa yang tersebar di beberapa titik. Penjarahan dan pembakaran pun terjadi.

Kerusuhan di Jakarta mencapai puncaknya pada 14 Mei 1998 atau tepatnya 27 tahun silam. Saat itu, kondisi di Ibu Kota sangat mencekam. Kerusuhan dan penjarahan terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
 

Merangkum data dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Tragedi Mei ‘98, para pelaku kerusuhan saat itu terdiri atas dua golongan, yaitu massa pasif (pendatang) yang karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, dan provokator yang umumnya bukan dari wilayah setempat.

Para provokator tersebut secara fisik tampak terlatih. Mereka berpakaian seadanya. Mereka juga tidak ikut menjarah dan segera meninggalkan lokasi setelah gedung atau barang terbakar. Para provokator juga membawa sejumlah barang untuk keperluan merusak dan membakar, seperti jenis logam pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan, bom molotov, dan sebagainya.

Titik picu kerusuhan di Jakarta terletak di wilayah Jakarta Barat, tepatnya di seputar Universitas Trisakti pada 13 Mei 1998. Sementara pada 14 Mei 1998, kerusuhan meluas dengan awalan titik waktu hampir bersamaan, yakni rentang pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.

Namun jika dilihat dari urutan waktu, ada semacam aksi serentak. TGPF berpendapat, faktor pemicu kasus kerusuhan di Jakarta ini ialah terbunuhnya empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998.

Akibat kerusuhan massa ini, sejumlah bangunan seperti toko, swalayan, atau rumah rusak dan terbakar. Harta benda berupa mobil, sepeda motor, barang dagangan, dan barang-barang lain juga dijarah, serta ada pula yang dibakar massa.

Sejumlah warga juga terpaksa kehilangan pekerjaan karena gedung atau tempat kerjanya dirusak, dijarah, dan dibakar massa. Ironisnya, mereka yang menjadi korban hanyalah masyarakat biasa.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |