Kolaborasi Berbagai Sektor Diperlukan demi Capai Target Penurunan Stunting. (Foto: Dok Okezone)
JAKARTA - Stunting masih menjadi tantangan serius di Indonesia, meskipun upaya pemerintah selama ini menunjukkan hasil positif. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8%, setara dengan 4,48 juta balita, dari 21,5% pada 2023. Sebanyak 377.000 kasus stunting baru berhasil dicegah.
Angka ini masih jauh dari target 14% pada akhir 2024 sesuai Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021. Kelompok ekonomi terbawah mencatat prevalensi tertinggi, yakni 29,8%, menandakan bahwa stunting erat kaitannya dengan kemiskinan dan ketimpangan akses gizi.
Pada awal 2025, pemerintah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis untuk anak sekolah dan ibu hamil, dengan target menjangkau 19,5 juta penerima pada tahap awal. Program ini bertujuan menurunkan stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju "Indonesia Emas 2045".
Menu harian mencakup nasi, sayur, ayam, dan susu, memenuhi sepertiga kebutuhan kalori harian anak. Program ini juga melibatkan koperasi lokal untuk mendukung petani dan peternak nasional.
Kolaborasi Berbagai Pihak
Penanganan stunting tak bisa hanya mengandalkan program pemerintah. Diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi masalah ini. Hal itulah yang mendorong PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar aksi serentak pencegahan stunting dan imunisasi gratis di seluruh cabang PNM yang tersebar di Indonesia.
Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan posyandu setempat, aksi ini menyasar ribuan ibu hamil dan balita dari keluarga prasejahtera termasuk nasabah PNM Mekaar.
"Selain imunisasi gratis, kegiatan ini juga mencakup edukasi gizi, pemeriksaan kesehatan, serta pembagian makanan tambahan bergizi untuk ibu dan anak," ujar Dritu PNM Arief Mulyadi di Jakarta, dikutip Jumat (16/5/2025).