Ramdani Bur
, Jurnalis-Selasa, 20 Mei 2025 |02:56 WIB
Levina Istiazah menggantikan posisi ibunya untuk menjalankan ibadah haji tahun ini. (Foto: Kementerian Agama)
MAKKAH – Di usia 18 tahun, ketika mayoritas remaja sibuk merancang masa depan, Levina Istiazah justru menapaki jejak spiritual terdalam, menunaikan ibadah haji menggantikan mendiang ibunya yang meninggal dunia pada 2021. Meski berusia belia, langkahnya mantap, hatinya penuh syukur, dan tekadnya kuat menjadikan perjalanan suci ini bukan sekadar penggugur rukun Islam, melainkan wujud cinta, bakti, dan kedewasaan iman.
Kisah Levina merupakan pesan lembut tapi kuat bagi generasi muda, bahwa panggilan Allah bisa datang kapan saja. Saat ini Levina berstatus sebagai jamaah haji termuda asal Jawa Tengah.

“Saya bisa berangkat karena mama saya, meski seharusnya beliau yang berada di posisi saya sekarang,” kata Vina -sapaan akrab Levina.
Vina bercerita orangtuanya mendaftar haji pada 2012. Sesuai urutan, Orangtuanya mendapatkan jatah keberangkatan pada 2025, atau menunggu selama 13 tahun.
1. Bersyukur Bisa ke Baitullah
“Sejak mama wafat, belum ada pikiran langsung untuk menggantikan mama (untuk pergi haji). Jadi, saya juga mengalami masa tunggu sekitar 4 tahun sebelum berangkat,” kata lulusan Pesantren Daarul Atqiyaa, Kertayasa, Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dan diketahui mampu menghafal Alquran hingga 15 juz tersebut.
Meski statusnya menggantikan sang Ibunda, Vina bersyukur dapat ke baitullah di usia yang masih sangat-sangat muda. “Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk melihat Kakbah secara langsung, menghadap kiblat yang selama ini kita tuju dalam setiap salat,” lanjut mahasiswa semester dua Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Pesantren Ar-Rayah, Sukabumi, Jawa Barat ini.