Makin Panas, AS Kirim Pesawat Bomber B-52 ke Perbatasan Venezuela

4 hours ago 1

CNN Indonesia

Kamis, 16 Okt 2025 19:41 WIB

AS mengerahkan pesawat pengebom pesawat B-52 Stratofortress di Karibia yang berbatasan dengan Venezuela. AS kerahkan pesawat B-52 Stratofortress. Foto: Sgt. Robert J. Horstman via Wikimedia (PD US Air Force)

Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat mengerahkan pesawat pengebom B-52H Stratofortress di Karibia yang berbatasan dengan Venezuela, saat hubungan kedua negara itu memanas belakangan ini.

Platform pelacakan pesawat seperti Flightradar24 mencatat penerbangan tiga pesawat dengan tanda BUNNY01, BUNNY02, dan BUNNY03. Pesawat itu terbang dari Pangkalan Angkatan Laut di Barksdale Louisiana ke dekat Karibia selatan.

B-52H adalah pesawat pengebom strategis jarak jauh yang mampu membawa senjata nuklir atau konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerbangan jarak jauh seringkali difasilitasi pesawat tanker pengisian bahan bakar udara, yang memungkinkan pesawat tetap mengudara dalam waktu lama sembari mempertahankan posisi strategis di area misi yang ditentukan.

Menurut laporan Newsweek, dua dari pesawat itu beroperasi di wilayah informasi penerbangan Maiquetia lepas pantai Venezuela. Sementara itu, satu pesawat lagi aktif di Karibia Selatan.

Pemerintahan Venezuela mengeklaim wilayah udara Maiquetia untuk mengatur lalu lintas udara sipil dan militer di dekat Caracas.

Pola penerbangan tersebut sejalan dengan penempatan Satuan Tugas Pengebom Angkatan Udara AS. Namun, sejauh ini belum ada informasi resmi dari pemerintahan AS terkait penerbangan pesawat itu.

Sementara itu, Venezuela mengecam keras pengerahan militer AS di Karibia. Mereka memandang tindakan tersebut sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan negara ini.

Menanggapi ancaman itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan militer "dalam siaga tinggi" dan siap merespons agresi AS. Dia juga mengerahkan 2.500 tentara di sepanjang pantai Karibia dan perbatasan dengan Kolombia.

Venezuela juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan karena tindakan AS dianggap sudah mengancam stabilitas regional.

Belakangan ini hubungan AS dan Venezuela memanas. Ketegangan bermula saat pemerintahan Trump menembak sejumlah kapal yang mengangkut warga sipil di lepas pantai Venezuela.

AS menuduh kapal-kapal tersebut membawa narkoba. Imbas serangan brutal pasukan militer Negeri Paman Sam, enam orang tewas.

Pada September, AS juga melakukan serangkaian serangan ke kapal di lepas pantai Venezuela. Jika diakumulasikan dengan tembakan terbaru, jumlah korban tewas akibat serangan itu mencapai 27 orang.

Pemerintahan Venezuela mengecam keras serangan AS. Mereka menyebut pemerintahan Trump melanggar hukum internasional dan kedaulatan negara lain.

Mereka juga menyebut Trump sengaja menggunakan dalih perdagangan narkoba untuk membenarkan tindakan agresi ke negara tersebut.

(isa/dna)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |