Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut dominasi layanan over-the-top (OTT) global, seperti Netflix Cs, tak boleh merugikan ekosistem penyiaran nasional yang selama ini berkontribusi terhadap informasi publik.
Dalam audiensi dengan asosiasi industri media Asia Pasifik, ia meminta agar pelaku OTT turut berperan dalam mendukung konten dan talenta lokal. Menurutnya langkah ini penting untuk menjaga kedaulatan digital di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan dengan Presiden MPA Asia Pasifik, Meutya meminta OTT lebih aktif mendukung produksi lokal dan membiayai ekosistem penyiaran sebagai bagian dari kedaulatan digital Indonesia.
"Kami juga ingin Anda memberdayakan industri penyiaran," kata Meutya saat audiensi dengan Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia Pasifik Mila Venugopalan di Kantor Komdigi, Jakarta, dalam keterangan resminya, Kamis (12/6).
Meutya mengatakan industri penyiaran masih memainkan peran penting dalam menjangkau masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau koneksi internet.
Namun begitu, menurutnya industri ini menghadapi tantangan berat, karena beban investasi dan biaya operasional yang tinggi, sementara tren masyarakat bergeser ke konten digital melalui OTT.
"Prinsip dasarnya adalah bahwa harus ada kondisi yang setara antara industri penyiaran dengan platform OTT," ujar dia.
Meutya menyambut baik komitmen sejumlah platform OTT yang telah mulai melibatkan konten lokal dan layanannya, tapi menegaskan bahwa keberpihakan terhadap penyiaran nasional juga harus menjadi bagian dari strategi kolaboratif ke depan.
"Anda menyatakan bagaimana Anda ingin melibatkan dan memberdayakan produksi lokal juga, itu sangat bagus. Kami menyukai ide itu. Namun pada saat yang sama, kami juga perlu membuat industri penyiaran kami bertahan," lanjut dia.
Presiden dan Managing Director MPA untuk Asia Pasifik Mila Venugopalan merespons positif dan menawarkan berbagi praktik terbaik dari berbagai negara, termasuk Australia, di mana penyiar lokal justru mendorong deregulasi dan efisiensi alih-alih memberatkan OTT.
"Termasuk film dan acara televisi yang diproduksi di negara Anda-yang dikonsumsi oleh lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia, yang merupakan populasi internet terbesar keempat di dunia," ujarnya.
MPA menyatakan komitmen untuk berinvestasi dalam bakat lokal dan cerita Indonesia. Mereka juga menyampaikan apresiasi atas langkah pemerintah dalam memblokir situs-situs pembajakan, sebagai upaya perlindungan konten digital yang berkembang pesat di era internet.
"Kami sangat menghargai kolaborasi yang terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital dalam membantu mempromosikan dan melindungi konten digital," ungkapnya.
(dmi/dmi)