Mitos Mata Sering Berkedip Tanda Cacingan, Begini Faktanya

2 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Mungkin tidak sedikit orang tua yang merasa khawatir ketika melihat anak mereka sering mengedipkan mata.

Fenomena ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos, salah satunya adalah sebagai tanda anak cacingan. Namun, apakah anggapan tersebut benar?

Apakah Sering Berkedip Tanda Cacingan?

Menurut hasil penelusuran, tidak ada hubungan medis antara sering berkedip pada anak dan kondisi cacingan. Faktanya, gejala cacingan pada anak umumnya sangat jarang terlihat. Jika cacingan terjadi, tanda-tanda yang biasanya muncul meliputi:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Kurang nafsu makan
- Mual
- Diare atau konstipasi
- Penurunan berat badan
- Penurunan kecerdasan

Mengedipkan mata adalah refleks alami yang normal pada manusia. Profesor Alan Hedge dari Cornell University menjelaskan bahwa rata-rata manusia mengedipkan mata sekitar 12 kali per menit atau sekitar 17.000 kali dalam sehari.

Penyebab Anak Sering Berkedip

Sering berkedip pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Berikut adalah beberapa penyebab yang umum terjadi:

1. Fungsi Fisiologis Normal

Sering berkedip membantu menjaga kelembaban mata dengan menyebarkan air mata ke permukaan mata saat terasa kering. Ini adalah cara tubuh untuk melindungi mata dari iritasi dan benda asing.

2. Kondisi Lingkungan dan Psikologis

- Meredakan Ketegangan: Anak dapat sering berkedip sebagai cara meredakan ketegangan atau kecemasan yang dialaminya.
- Mengistirahatkan Otak: Berkedip juga bisa menjadi jeda singkat untuk otak, terutama saat anak sedang berkonsentrasi tinggi.
- Meningkatkan Fokus: Berkedip membantu meningkatkan fokus pandangan pada objek tertentu.

Kapan Perlu Waspada dan Konsultasi ke Dokter?

Meskipun sering berkedip adalah hal yang normal, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Konsultasi ke dokter dianjurkan jika Anda mencurigai penyebab berikut:

- Masalah Penglihatan: Gangguan penglihatan seperti ketidakmampuan konvergensi atau penglihatan kabur dapat membuat anak sering berkedip dalam upaya memperjelas pandangannya.

- Kelainan Mata: Kelainan pada kelopak mata, kornea, iris, atau lensa bisa memicu frekuensi berkedip yang meningkat.

- Alergi: Alergi pada mata dapat menyebabkan iritasi, sehingga anak sering berkedip untuk mengurangi rasa gatal atau tidak nyaman.

- Gangguan Neurologis: Sering berkedip juga bisa menjadi gejala dari sindrom seperti Tourette's Syndrome (dalam bentuk tics) atau kondisi lain seperti dystonia (kontraksi otot tak terkendali) dan epilepsi.

Memahami perbedaan ini dapat membantu orang tua menentukan kapan intervensi medis diperlukan. Dengan pengamatan yang cermat, Anda bisa memastikan kesehatan Si Kecil selalu dalam kondisi terbaik.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |