Panas Lagi, PM Kamboja Tuding Pasukan Thailand Usir Warga Perbatasan

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Kamis, 18 Sep 2025 19:35 WIB

PM Kamboja Hun Manet menuding pasukan Thailand mengusir warga negaranya yang tinggal di perbatasan menyusul bentrok yang kembali terjadi di sana, Rabu (17/9). PM Kamboja Hun Manet tuding pasukan Thailand usir warganya di perbatasan. (AFP/STR)

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menuding pasukan Thailand mengusir warga negaranya yang tinggal di perbatasan menyusul bentrok yang kembali terjadi di sana pada Rabu (17/9).

Tuduhan itu tertuang dalam surat yang dikirim Hun Manet untuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres tertanggal 17 September. Dia mengatakan 25 keluarga tak bisa kembali ke rumah karena dihalangi pasukan Thailand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Sebanyak] 25 keluarga diusir dari rumah dan ladang mereka," kata Hun Manet dalam surat tersebut yang dirilis di laman resmi PM Kamboja di Facebook.

PM Kamboja ini juga mengatakan pasukan Thailand mengancam akan melakukan penggusuran lebih lanjut dan ini berpotensi bakal berdampak ke ribuan jiwa yang tinggal di perbatasan.

Lebih lanjut, Hun Manet menegaskan pasukan Thailand ingin menguasai wilayah Kamboja yang ada di perbatasan.

"Berdasarkan sumber yang kredibel militer Thailand berniat menggunakan kekuatan untuk menguasai wilayah di 17 lokasi lain dari Pursat ke Koh Kong, yang berada di barat dan barat daya Kamboja," ungkap Hun Manet.

Perbatasan kedua negara itu kembali memanas usai pasukan Thailand menembaki warga sipil Kamboja. Militer mengeklaim warga menduduki secara ilegal wilayah Thailand.

Juru bicara militer Thailand Winthai Suvaree juga menuduh warga terlibat kekerasan di hari sebelumnya. Dia lantas menyalahkan Kamboja yang gagal mengintervensi warganya untuk berunjuk rasa secara damai.

"Warga [Kamboja] membawa tongkat kayu panjang sebagai senjata darurat, menunjukkan niat untuk melukai pejabat Thailand dan melanggar penghalang Thailand," ungkap Winthai.

Dalam konflik terbaru ini, pasukan Thailand meluncurkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga sipil yang protes soal perbatasan. Imbas tembakan itu, nyaris 30 orang termasuk tentara dan biksu mengalami luka-luka.

Konflik ini muncul usai Kamboja dan Thailand sepakat gencatan senjata pada Juli lalu setelah perang selama empat hari di perbatasan. Namun, kedua negara ini saling tuding masing-masing melanggar gencatan.

Untuk meredakan konflik baru ini, Hun Manet juga menghubungi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan meminta untuk mendesak Thailand menahan diri. Di perang sebelumnya, Negeri Jiran ini jadi mediator perang kedua negara Asia Tenggara ini.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |