Pemimpin Iran Khamenei Perintah Gelar Penyelidikan Ledakan Pelabuhan

11 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 28 Apr 2025 05:00 WIB

Jumlah korban ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, kini mencapai 40 orang. Jumlah korban ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, kini mencapai 40 orang. (AFP/MOHAMMAD RASOLE MORADI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Minggu (27/4) memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas penyebab ledakan besar di pelabuhan utama di selatan yang menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.

Instruksinya datang setelah Presiden Masoud Pezeshkian mengunjungi lokasi ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee, dekat Selat Hormuz yang strategis, ketika api masih berkobar lebih dari 24 jam setelah ledakan pada Sabtu (26/4).

"Pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban untuk menyelidiki secara menyeluruh, mengungkap kelalaian atau niat apa pun, dan menindaklanjutinya sesuai dengan peraturan," kata Khamenei dalam sebuah pesan yang disiarkan televisi pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asap menyesakkan dan polusi udara akibat ledakan menyebar ke seluruh wilayah hingga semua sekolah dan kantor di Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan di dekatnya, ditutup. Penutupan ini juga untuk memungkinkan pihak berwenang fokus pada upaya darurat.

Kementerian kesehatan Iran mendesak warga menghindari keluar rumah 'sampai pemberitahuan lebih lanjut' dan menggunakan masker pelindung.

"Kami akan berusaha merawat keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai, dan kami pasti akan merawat orang-orang terkasih yang terluka," kata Pezeshkian di lokasi.

Sebuah foto yang dirilis sekretariat Pezeshkian kemudian menunjukkan dia berada di samping tempat tidur seorang pria yang terluka dalam ledakan itu.

Kedutaan Rusia mengatakan Moskow mengirim beberapa 'spesialis pengangkut pesawat' untuk membantu memadamkan api.

The New York Times mengutip seseorang yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah keamanan, mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat, bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

Juru bicara kementerian pertahanan Reza Talaei-Nik mengatakan kepada media pemerintah bahwa 'tidak ada kargo yang diimpor atau diekspor untuk bahan bakar militer atau penggunaan militer di daerah tersebut'.

Kantor bea cukai pelabuhan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah bahwa ledakan itu mungkin disebabkan kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |