Jakarta, CNN Indonesia --
Tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka saat ribuan warga Palestina di Jalur Gaza berebut mendapatkan bantuan makanan dari organisasi bantuan kemanusiaan Israel-Amerika Serikat pada Selasa (27/5) waktu setempat.
Di tengah teriknya panas, ribuan warga di Gaza memanjat pagar dan menerobos kerumunan yang berdesakan demi mendapatkan bantuan yang disalurkan oleh badan Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF).
GHF merupakan organisasi baru dan kontroversial, yang kini bertugas menyalurkan bantuan kepada warga Palestina di daerah kantong yang terkepung tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah hiruk pikuk helikopter militer Israel dan suara tembakan, kerumunan pengungsi yang putus asa, termasuk perempuan dan anak-anak di Rafah Gaza selatan, berjuang mencapai titik distribusi penyaluran bantuan pada hari pertama operasional GHF.
"Kami hampir mati kelaparan. Kami harus memberi makan anak-anak kami yang ingin makan. Apa lagi yang bisa kami lakukan? Saya bisa melakukan apa saja untuk memberi mereka makan," kata seorang pengungsi di Rafah, kepada Al Jazeera.
"Kami melihat orang-orang berlarian, dan kami mengikuti mereka, meskipun itu berarti kami mengambil risiko dan ini menakutkan. Namun ketakutan tidak lebih buruk daripada kelaparan," imbuh pengungsi tersebut.
Selain korban tewas dan luka-luka, beberapa orang juga hilang saat berebut bantuan. Insiden itu juga terjadi di tengah meluasnya kelaparan dan pengeboman tiada henti Israel terhadap warga sipil Palestina.
"Pasukan pendudukan (Israel) yang ditempatkan di dalam atau sekitar wilayah tersebut, melepaskan tembakan langsung ke warga sipil yang kelaparan, yang dipancing ke lokasi tersebut dengan dalih menerima bantuan," demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.
Media itu menyebut insiden ini juga memberikan bukti yang tak terbantahkan tentang kegagalan total pendudukan Israel dalam mengelola bantuan kemanusiaan.
Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengatakan pasukannya tidak mengarahkan tembakan ke arah warga Palestina, namun melepaskan tembakan peringatan di area luar.
Militer Israel mengeklaim bahwa situasi telah terkendali dan penyaluran bantuan akan terus berlanjut sesuai rencana.
Bantuan yang disalurkan oleh GHF tiba di Gaza, meskipun ada tuduhan bahwa organisasi baru tersebut tidak memiliki pengalaman atau kapasitas untuk memberikan bantuan kepada lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan kelompok-kelompok bantuan mengatakan organisasi itu tak mematuhi prinsip-prinsip kemanusiaan.
Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan melihat ribuan warga Palestina menyerbu lokasi bantuan itu "menyedihkan".
Israel menjadikan GHF, sebuah badan yang berkantor pusat di Swiss, sebagai distributor utama bantuan di Gaza. Sementara itu, Israel memblokir PBB dan organisasi internasional lainnya untuk membawa bantuan ke Gaza.
Meskipun disebut sebagai organisasi yang "netral", hubungan dekat GHF dengan Israel dan Amerika Serikat memicu kecaman luas.
Menurut laporan di The New York Times, GHF muncul dari "pertemuan pribadi para pejabat, perwira militer, dan pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Israel".
(dna)