Profil Daniel Aibon Kogoya, Pentolan OPMamp;nbsp;yang 18 Anak Buahnya Tewas Ditembak

8 hours ago 2

Profil Daniel Aibon Kogoya, Pentolan OPM yang 18 Anak Buahnya Tewas Ditembak

Profil Daniel Aibon Kogoya, Pentolan OPM  yang 18 Anak Buahnya Tewas Ditembak/ilustrasi

JAKARTA - Profil Daniel Aibon Kogoya, pentolan OPM yang 18 anak buahnya tewas ditembak, akan diulas lengkap dalam artikel Okezone, Kamis (15/5/2025).

Diketahui, Pasukan gabungan TNI di bawah kendali Komando Operasi TNI Habema berhasil menembak mati 18 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM)/KKB  di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

Dalam operasi yang dilaksanakan secara terukur, TNI berhasil mensterilkan wilayah Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning dari aktivitas kelompok bersenjata yang dipimpin oleh tokoh separatis Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.

Daniel Aibon Kogoya sendiri merupakan salah satu pentolan OPM di Intan Jaya. Dia bersama kelompoknya sering melakukan aksi teror terhadap masyarakat.

Kelompok ini juga bekerja sama dengan kelompok Undius Kogoya dan Josua Waker yang juga anak buahnya tewas ditembak saat operasi senyap.

Kelompok OPM di Intan Jaya diketahui kerap melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembakaran rumah, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, serta penyerangan terhadap fasilitas umum dan proyek pembangunan.

Bahkan, dalam beberapa kejadian, kelompok ini melibatkan warga sipil dan anak-anak untuk kepentingan operasional mereka.

Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, mengungkapkan bahwa masyarakat telah disesatkan oleh propaganda OPM. Salah satunya kelompok Daniel Aibon Kogoya. Belum diketahui berapa jumlah anggota Daniel Kogoya termasuk senjata api yang dimiliki kelompok tersebut.

“Kami dijanjikan kesejahteraan oleh mereka (OPM), namun kenyataannya kami hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan,”ujar Melianus dalam keterangannya yang diterima Okezone, Kamis (15/5/2025).

Melianus mengatakan, warga Kampung Sugapa dijadikan tameng oleh kelompok teroris tersebut untuk melawan aparat.

“Warga kami dijadikan OPM sebagai tameng hidup untuk melawan TNI dan menyebarkan informasi bahwa kedatangan TNI akan mengancam nyawa masyarakat,”tutup Melianus.

Sebelumnya, Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari komitmen TNI untuk melindungi rakyat Papua dan mendukung kelangsungan pembangunan.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |