RI Respons Negara Teluk Mau Bikin Pakta Serupa NATO Waspada Israel

2 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri Indonesia buka suara terkait rencana negara Teluk untuk membuat atau mengaktifkan mekanisme pertahanan yang mirip Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) guna menghalau serangan Israel.

Rencana tersebut merupakan salah satu poin hasil konferensi tingkat tinggi Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) di Doha, Qatar, pada awal pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kemlu RI Vahd Nabyl A Mulachela mengatakan implementasi dari hasil KTT itu bergantung ke negara anggota.

"Komunike itu diserahkan kepada masing-masing negara, untuk implementasi sesuai dengan kondisi masing-masing negara Jadi sebetulnya setiap negara punya ruang Untuk mengimplementasikan dari komunike karena itu kan dokumen politis," kata Nabyl ke para jurnalis usai media gathering di Jakarta Pusat, Rabu (17/9).

Dia lalu berujar, "Jadi bukan sesuatu yang sifatnya binding [mengikat]. Jadi setiap negara punya kapasitas, punya hubungan yang berbeda-beda dengan masing-masing pihak yang dialamatkan dalam joint komunike tersebut."

Awal pekan ini, GCC menggelar rapat darurat usai Israel menggempur Ibu Kota Qatar, Doha dengan dalih mengincar pemimpin Hamas.

Dalam KTT tersebut, mereka mengecam dengan keras agresi Israel dan pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar.

"Tindakan agresi ini merupakan eskalasi yang berbahaya dan tak bisa diterima, serta pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip hukum internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa," demikian salah satu poin dalam pernyataan bersama, dikutip situs resmi Qatar.

GCC juga menyampaikan solidaritas mereka secara penuh dan mendukung Qatar dalam mengambil tindakan untuk menghadapi agresi tersebut.

Selain itu, mereka juga membahas soal rencana mengaktifkan mekanisme pertahanan bersama, perjanjian pertahanan yang mirip NATO.

Para pemimpin GCC juga meminta Dewan Pertahanan Bersama organisasi ini menggelar pertemuan di Doha. Rapat tersebut nantinya bakal dipimpin Komite Militer Tinggi.

"Tujuannya adalah untuk menilai postur pertahanan negara-negara anggota dan sumber-sumber ancaman mengingat agresi Israel terhadap Negara Qatar, dan untuk mengarahkan Komando Militer Terpadu untuk mengambil tindakan eksekutif yang diperlukan untuk mengaktifkan mekanisme pertahanan bersama dan kemampuan pencegahan Teluk," demikian pernyataan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Mohammed Al Ansari juga mengatakan akan ada pertemuan Komando Militer Terpadu GCC untuk membahas tindakan lebih lanjut.

Namun, dia tak memberi rincian apapun soal mekanisme pertahanan baru itu. "GCC berada dalam satu garis," ungkap Al Ansari.

Negara anggota GCC, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, telah membentuk pakta pertahanan untuk mengatasi masalah keamanan negara-negara anggota.

Salah satu poin dalam pakta itu menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota merupakan serangan terhadap semua negara.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |