Satgas Bongkar Sabotase Data Ribuan Ton Beras, Ada 6 Temuan Kritis

1 day ago 6

CNN Indonesia

Kamis, 05 Jun 2025 21:00 WIB

Satgas Pangan mengungkap dugaan sabotase data distribusi ketahanan pangan terkait dengan pernyataan 11 ribu ton lebih beras keluar dari Cipinang. Aktivitas di Cipinang. Satgas Pangan mengungkap dugaan sabotase data distribusi ketahanan pangan terkait dengan pernyataan 11 ribu ton lebih beras keluar dari Cipinang.(Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Pangan Mabes Polri mengungkap dugaan sabotase data distribusi ketahanan pangan terkait dengan pernyataan 11 ribu ton lebih beras keluar dari Pasar Induk Besar Cipinang akhir Mei lalu.

Investigasi Satgas Pangan yang dilakukan Rabu (4/6/) yang dipimpin Brigjen Pol. Djoko Prihadi dan Brigjen Pol. Kurniawan Affandi mengungkap bahwa pasokan beras di PIBC dalam kondisi normal dan mencukupi.

Satgas menyatakan klaim yang disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengenai kelangkaan beras medium di Cipinang tidak sesuai dengan fakta lapangan. Mereka juga menganggap hal itu berpotensi menyesatkan persepsi publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara," tegas Satgas Pangan dalam rilis yang diterima CNN Indonesia pada Kamis (5/6).

Data yang diduga dimainkan adalah beras 11 ribu ton lebih disebut keluar dari Cipinang, namun dibantah Satgas Pangan. Dalam pengecekan riil, justru tim tersebut menemukan hanya sekitar 2 ribu ton lebih beras keluar dari PIBC.

Di bawah ini adalah 6 temuan awal Satgas Pangan:

1. Data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid. Angka tersebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stock opname tanggal 28 Mei (46.551 ton).

2. Data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC


3. Stok 46.551 ton yang dilaporkan tidak dihasilkan dari pengamatan aktual di lapangan, melainkan berdasarkan laporan pengelola toko atau data kiriman. Bahkan dalam beberapa kasus, Satgas tidak bertemu langsung dengan pihak gudang.


4. Pengeluaran beras yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor, dan bajaj tidak tercatat karena volumenya kecil (di bawah 500 kg).


5. Tidak ada SOP resmi stock opname di lingkungan PIBC.

6. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023, dan baru dilakukan kembali pada Mei 2025 atas perintah pimpinan akibat dinamika harga di pasaran dan keluhan dari pedagang.

(del/asa)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |