Siswi SMA Ditikam Teman hingga Tewas di Malaysia, PM Anwar Buka Suara

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 15 Okt 2025 19:50 WIB

Seorang pelajar SMA berusia 14 tahun di Malaysia tusuk teman hingga tewas, diduga dipicu masalah asmara. Ilustrasi penikaman. Foto: Istockphoto/CiprianNasalean

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pelajar SMA berusia 14 tahun di Malaysia menusuk temannya hingga tewas di Petaling Jaya, Selangor, pada Selasa (14/10). 

Insiden itu terjadi di SMK Bandar Utama Damansara Petaling Jaya, tak jauh dari pusat perbelanjaan yang populer.

Saat itu, salah satu guru mendengar teriakan dan bergegas mencari sumber suara. Dia lalu menuju toilet dan mendapati seorang siswi penuh luka tusuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru tersebut lantas melapor ke polisi pada 09.40 waktu setempat. Di hari itu pula, polisi menangkap remaja laki-laki berusia 14 tahun.

Polisi juga menyita dua benda tajam yang diyakini digunakan dalam insiden penusukan di sekolah. Menurut keterangan polisi berdasarkan ke pemeriksaan awal terdapat luka tusukan di tubuh korban.

Kepala Polisi Selangor Shazeli Kahar mengungkap penyelidikan terbaru menemukan pelaku memendam perasaan terhadap korban yang berusia 16 tahun itu meski beda tingkat maupun kelas.

"Investigasi sejauh ini menemukan pelaku punya perasaan ke korban tetapi tak pernah tersampaikan," kata Kahar.

Dia lalu berujar, "Dia menyimpan perasaan itu untuk diri sendiri. Korban tak menyadari pelaku punya perasaan terhadapnya."

Polisi juga menemukan catatan tangan pelaku yang berisi kecaman terhadap dunia dan beredar luas di media sosial.

"Dunia ini palsu. Aku sudah memenangkannya," demikian tulisan itu.

Kasus tersebut masih diselidiki berdasarkan Pasal 302 KUHAP soal pembunuhan. Polisi menahan tersangka untuk penyelidikan lebih lanjut.

Jika tersangka terbukti bersalah, dia terancam hukuman mati atau penjara 30 hingga 20 tahun dan mendapat maksimal 12 kali cambukan.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim buka suara soal insiden di sekolah menengah di Selangor itu. Menurut dia kejadian tersebut tak lepas dari pengaruh media sosial.

"Tanggung jawab, tentu saja, kembali ke orang tua dan sekolah, tetapi hampir semua masalah ini bermula dari penggunaan ponsel dan media sosial [yang tak terkendali]," kata Anwar ke awak media usai pertemuan rutin di Kementerian Keuangan Malaysia, dikutip Straits Times.

(isa/dna)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |