Sri Mulyani Ungkap 2 Dampak Ngeri Perang Iran-Israel ke Ekonomi RI

6 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan dua bahaya besar yang mengintai Indonesia imbas perang Iran-Israel.

"Risiko pertama adalah ketidakpastian, harga cenderung naik, seperti harga minyak," katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).

Ia menyinggung hari pertama pecahnya perang bahkan sudah langsung mengerek harga minyak global sebesar 9 persen. Namun, Sri Mulyani menegaskan itu bukan satu-satunya dampak dari perang di Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita yang akrab disapa Ani itu menyebut harga-harga yang naik bakal mengerek inflasi. Pada akhirnya, perekonomian Indonesia dan negara-negara lain terancam.

"Di sisi lain (bahaya kedua), dari sisi perekonomian global akan cenderung melemah ... Itu kombinasi yang harus kita waspadai karena tidak baik," wanti-wanti Ani.

Ia mengatakan pelemahan ekonomi berdampak buruk kepada seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar serta suku bunga global.

"Kenaikan inflasi, kemudian menimbulkan kenaikan yield apakah karena adanya geopolitik atau fiscal policy. Kedua hal ini menyebabkan dampak kepada seluruh dunia, termasuk Indonesia," sambungnya.

Semua bahaya itu, kata Ani, merupakan dampak keamanan geopolitik yang makin rapuh dan rentan, serta berimbas pada kegiatan ekonomi, ekspor, impor, manufaktur, dan juga aliran modal (capital flow) seluruh dunia.

"Risiko bagi Indonesia dengan global economic melemah kemungkinan mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang ekspor kita," tandasnya.

Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengakui pasukan mereka menargetkan fasilitas nuklir, program senjata, program rudal balistik, sampai para ilmuwan. Teheran lantas menyerang balik Tel Aviv. Perang kedua negara masih berlangsung hingga hari ini.

Pada hari pertama pecahnya perang, kontrak berjangka Brent naik US$6,29 atau 9,07 persen menjadi US$75,65 per barel pada pukul 03.15 GMT. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik US$6,43 atau 9,45 persen ke US$74,47 per barel.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |