Trump Klaim TikTok Selangkah Lagi Jadi Milik AS

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping telah mencapai kemajuan signifikan dalam pembicaraan mengenai kesepakatan divestasi platform media sosial TikTok.

Trump mengklaim bahwa kedua pihak selangkah lagi menyepakati divestasi TikTok dari China ke AS. Namun, ia enggan mengonfirmasi bahwa investor AS akan akan memiliki kontrol penuh atas algoritma TikTok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua sedang dibahas. Kita akan memiliki kendali yang sangat baik," kata Trump ketika ditanya apakah ia akan menerima kesepakatan soal China mengendalikan algoritma, melansir South China Morning Post, Jumat (19/9).

Ia menambahkan bahwa sejumlah investor AS, yang merupakan orang-orang terkenal, akan memegang kendali TikTok. Ia juga menegaskan AS akan memiliki kontrol yang sangat ketat atas algoritma media sosial tersebut.

Sementara itu, Xi menekankan piihaknya menghormati keputusan perusahaan dan menyambut baik negosiasi bisnis yang mengikuti aturan pasar serta menghasilkan solusi yang sejalan dengan hukum China.

ByteDance, induk TikTok, turut buka suara mengenai kesepakatan divestasi ini.

"Kami berterima kasih kepada Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump atas upaya mereka untuk mempertahankan TikTok di Amerika Serikat," kata juru bicara ByteDance dalam sebuah pernyataan.

"ByteDance akan bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memastikan TikTok tetap tersedia bagi pengguna di AS," lanjutnya.

Melansir CNN, kesepakatan yang sedang diproses ini akan memungkinkan TikTok untuk tetap beroperasi di AS setelah sebagian besar kepemilikannya dialihkan ke investor asal Amerika.

Beberapa sumber yang mengetahui soal divestasi ini mengungkap beberapa nama besar yang diperkirakan akan terlibat sebagai investor mayoritas adalah perusahaan-perusahaan venture capital dan dana ekuitas swasta seperti Oracle, Andreessen Horowitz, dan Silver Lake. Sementara, investor China akan memiliki 20 persen saham sisa dari perusahaan tersebut.

Konsorsium baru ini akan dikelola oleh dewan direksi mayoritas AS, termasuk seorang anggota yang ditunjuk oleh pemerintahan Trump.

Masalah algoritma

Namun, inti dari pembicaraan ini bukan hanya soal kepemilikan saham, tetapi juga terkait dengan kontrol atas algoritma TikTok, yang merupakan faktor utama di balik popularitas aplikasi ini.

Pemerintah AS khawatir bahwa algoritma tersebut, yang mengatur konten yang muncul di feed pengguna, dapat digunakan untuk kepentingan politik atau bahkan menjadi alat spionase.

Sementara itu, China dilaporkan menentang untuk menyerahkan algoritma TikTok sebagai bagian dari kesepakatan, yang menambah kerumitan dalam proses ini.

Meskipun kesepakatan ini akan menguntungkan semua pihak dalam beberapa hal, pertanyaan terbesar yang belum terjawab adalah nasib algoritma TikTok.

Dengan hukum yang melarang kerja sama antara entitas AS dan ByteDance yang berbasis di China terkait algoritma, kesepakatan ini berpotensi menciptakan masalah teknis besar bagi pemilik baru TikTok di AS. Para pesaing selama ini juga kesulitan untuk mereplikasi algoritma TikTok

Meskipun kedua pemimpin telah mencapai kemajuan dalam percakapan mereka, banyak detail teknis yang belum sepenuhnya diselesaikan. Trump dan Xi dijadwalkan akan bertemu di KTT APEC yang akan diselenggarakan di Korea Selatan pada bulan depan, dan mungkin akan ada pembaruan lebih lanjut setelah pertemuan tersebut.

Namun, satu hal yang pasti: tanpa kesepakatan terkait TikTok, pertemuan langsung antara Trump dan Xi akan sulit terjadi. Sebagai tambahan, Trump juga direncanakan untuk mengunjungi China awal tahun depan.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |