Ekspor UMKM Nyaris Tembus Rp1 T per April 2025

8 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mencatat nilai ekspor produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia mencapai US$57,61 juta atau setara Rp947,4 miliar (asumsi kurs Rp16.445 per dolar AS) hingga April 2025.

Angka tersebut diperoleh dari rangkaian kegiatan penjajakan bisnis atau business matching yang diikuti ratusan pelaku usaha lokal sepanjang empat bulan pertama tahun ini.

"Sampai dengan April ini, kita sudah ada transaksi sebesar US$57,61 juta. Ini UMKM lho, dan sebagian belum pernah ekspor. Ternyata buyer-nya langsung beli sebesar itu," ujar Budi dalam acara Astra Export Champion: UMKM Bisa Ekspor di Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total transaksi tersebut, US$36,11 juta atau Rp593,8 miliar telah berbentuk pesanan (purchase order/PO), sementara sisanya US$21,49 juta atau Rp353,4 miliar merupakan potensi transaksi.

Adapun business matching dilaksanakan secara daring oleh perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara, terdiri dari 46 kantor Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Skema ini memfasilitasi pelaku UMKM memperkenalkan produk, menjajaki pasar, dan menjalin kontak langsung dengan calon pembeli mancanegara.

Budi menyampaikan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor nasional tahun ini sebesar 7,1 persen, dengan kontribusi kenaikan dari sektor UMKM ditargetkan 9 persen.

"Ya, memang tidak mudah, karena UMKM ini banyak juga yang masih dari awal. Tapi makanya program seperti yang dijalankan Astra itu tetap kita bina, kita ajari sampai bisa ekspor," katanya.

Pada bulan April saja, nilai ekspor tercatat mencapai US$43,74 juta atau Rp719,3 miliar melalui 27 kegiatan business matching. Rangkaian tersebut melibatkan 73 UMKM dengan 20 sesi presentasi bisnis (pitching) dan 7 pertemuan langsung dengan pembeli luar negeri.

Produk yang ditampilkan antara lain fesyen, kerajinan tangan, dekorasi rumah, kelapa parut kering, gula aren, produk olahan laut, buah segar, pakan ternak, serta aneka makanan dan minuman olahan.

Berdasarkan data Kemendag, sebanyak 709 UMKM telah terlibat aktif dalam program ini hingga awal Mei 2025. Program berjalan melalui kerja sama dengan sejumlah lembaga pembina seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bank Indonesia, bank-bank nasional, Pertamina, Pelindo, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Asuransi Asei Indonesia, dan asosiasi usaha lainnya.

Terkait pasar ekspor, Budi menyebut sebagian besar UMKM saat ini menembus kawasan Asia, terutama negara-negara dengan populasi diaspora Indonesia seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi.

"Produk UMKM kita banyak berupa makanan dan minuman. Jadi pasar-pasar seperti Asia cukup terbuka," jelasnya.

Menurutnya, produk ekspor UMKM diarahkan tak hanya untuk menjangkau pasar baru, tetapi juga meningkatkan volume dari pelaku yang sudah memiliki pengalaman ekspor.

Secara umum, ekspor non migas Indonesia selama Januari-Maret 2025 mencapai US$62,98 miliar atau setara Rp1.035,82 triliun, meningkat 7,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Produk utama meliputi lemak dan minyak hewani/nabati, batubara, serta besi dan baja. Negara tujuan ekspor terbesar meliputi China sebesar US$14,04 miliar atau Rp230,91 triliun, Amerika Serikat sebesar US$7,3 miliar atau Rp120,06 triliun, dan India sebesar US$4,28 miliar atau setara Rp70,39 triliun.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |