Indonesian Cinema Night di Cannes, Tampilkan Kekuatan Budaya dan Film ke Panggung Dunia

7 hours ago 1

Indonesian Cinema Night di Cannes, Tampilkan Kekuatan Budaya dan Film ke Panggung Dunia

Menbud Fadli Zon membuka Indonesian Cinema Night di Festival Film Cannes. (Foto: dok Kemenbud)

CANNES - Indonesia kembali menorehkan catatan penting di panggung internasional lewat gelaran “Indonesian Cinema Night” di Festival Film Cannes.

Acara ini menjadi panggung bagi kekayaan budaya dan kekuatan perfilman Indonesia sekaligus ajang membangun jejaring bagi industri film Indonesia yang tengah berkembang pesat dan siap bersaing di kancah global. Gelaran ini dihadiri oleh para sineas, produser, dan perusahaan perfilman baik dari Indonesia maupun mancanegara.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon membuka Indonesian Cinema Night dengan menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk memajukan ekosistem perfilman Indonesia dengan mengangkat akar budaya dan identitas bangsa di panggung dunia.

“Sebagai negara dengan keragaman budaya yang luar biasa, Mega Diversity, Indonesia siap mewarnai dunia perfilman global, mengangkat kekayaan budaya bangsa melalui kolaborasi dengan seluruh pihak baik di dalam maupun luar negeri, antara lain melalui kegiatan produksi film bersama,” ucapnya.

Pada 2024, lebih dari 200 film Indonesia telah berhasil diproduksi. Bioskop di Indonesia bahkan mencatat total 122,7 juta penonton, dengan jumlah penonton film Indonesia mencapai rekor 81 juta, atau 67 persen dari total penonton nasional, dan untuk pertama kalinya, film lokal melampaui film impor.

“Dalam dua tahun terakhir, sebanyak 36 film Indonesia telah terpilih di berbagai festival film internasional bergengsi," tuturnya.

Di Cannes tahun ini, lanjutnya, Indonesia patut bangga atas berbagai karya anak bangsa yang tampil antara lain Pangku, Renoir, Ikatan Darah, Timur, Sleep No More, dan Jumbo, sebuah karya animasi yang memecahkan rekor hampir 10 juta penonton.

"Turut bangga melihat beberapa film Indonesia yang sukses bertemu dengan sales agent dan siap rilis di pasar internasional,” kata Menbud Fadli Zon.

Ia juga mengapresiasi para sineas dan produser film yang hadir di Cannes, antara lain Christine Hakim, Reza Rahardian, Iko Uwais, Ario Bayu, dan lain-lain. Robby Ertanto dan Chelsea Islan turut membawa project terbaru mereka berjudul Rose Pandanwangi untuk bertemu dengan calon investor.

Selain itu, Yulia Evina Bhara juga turut mengharumkan nama perfilman Indonesia di Cannes dengan berbagai karya yang dibawanya, seperti Renoir, sebuah film yang dihasilkan dari kolaborasi produksi antarnegara. Yulia juga merupakan salah satu juri mewakili Indonesia.

Turut hadir dalam kesempatan ini jaringan dan pasar industri film Indonesia seperti Jakarta Film Week dan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF), didirikan oleh Garin Nugroho yang pada tahun ini melalui JAFF Market telah menjadi pasar film terbesar di Indonesia.

Juga hadir berbagai asosiasi perfilman seperti produser film dari berbagai negara, distributor, sineas, jurnalis film, serta penyelenggara festival seperti Bucheon International Fantastic Film Festival, International Film Festival Rotterdam, dan lainnya.

“Saya mengundang seluruh pihak yang hadir di Indonesia Cinema Night malam ini untuk melakukan produksi film di Indonesia, sebuah negeri dengan berbagai keragaman, tempat budaya dan warisan bertemu dengan inovasi dan kreativitas. Kami siap untuk berkolaborasi, menjadikan industri budaya sebagai penggerak perdamaian dan kemakmuran bersama,” tutur Menbud.

Dalam kesempatan ini, tim Uwais Pictures menampilkan pertunjukan Pencak Silat di hadapan hadirin yang hadir dalam Indonesian Cinema Night, sebuah warisan budaya Indonesia yang telah diinskripsi di daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang diapresiasi oleh para undangan yang hadir.

Berbagai ekspresi budaya Indonesia adalah kekayaan yang tak tenilai harganya. Untuk itu, diperlukan upaya kolektif untuk melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, salah satunya yaitu dengan mendukung ekosistem perfilman yang tangguh, berakar pada budaya bangsa dan terus berinovasi.

(Agustina Wulandari )

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |