Konten Anomali Berbahaya bagi Psikologis, Orangtua Diminta Awasi Ketat Tontonan Anak

4 hours ago 1

Konten Anomali Berbahaya bagi Psikologis, Orangtua Diminta Awasi Ketat Tontonan Anak

Anomali Tung Tung Sahur. (Foto: TikTok @noxaasht)

JAKARTA - Akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan berbagai konten meme anomali, salah satunya yang paling sering dibicarakan adalah 'Tung-Tung Sahur'. Karakter fiksi ini diciptakan oleh kecerdasan buatan (AI) dalam bentuk animasi kentongan yang dapat bergerak layaknya manusia.

Meskipun anomali seperti ini menjadi konten hiburan bagi banyak pengguna media sosial, kemunculannya ternyata menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa orangtua.

Tung-Tung Sahur dianggap sebagai anomali oleh netizen karena bentuk dan narasinya tidak sesuai dengan pola visual atau struktur logika yang umumnya diterima. Karakter ini digambarkan sebagai seorang laki-laki yang tubuhnya terbuat dari kentongan atau pentungan, dan biasanya muncul saat waktu sahur.

Sebagai informasi anomali pertama kali diciptakan oleh pengguna TikTok bernama Noxa, ia tidak hanya membuat satu anomali saja, tetapi juga beberapa anomali lainnya. Karya-karyanya umumnya menggabungkan benda-benda yang tidak lazim, seperti mencampurkan makanan atau minuman dengan hewan, kendaraan, atau benda lainnya.

Meskipun banyak yang terhibur dengan konten-konten yang ia buat, penyebaran luas meme anomali di berbagai platform media sosial membuat beberapa orangtua merasa khawatir. Kekhawatiran ini muncul karena beberapa konten meme tersebut menyajikan visualisasi dan narasi yang dianggap tidak sesuai untuk anak-anak.

Para orangtua merasa cemas karena khawatir bahwa jika anak mereka konsumsi berlebihan terhadap konten-konten tersebut ditakutkan menyebabkan brain rot atau penurunan kemampuan kognitif dan intelektual pada anak. Brain rot merujuk pada dampak negatif psikologis yang terjadi akibat terlalu sering terpapar oleh konten digital berkualitas rendah yang tidak menantang atau terlalu dangkal.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Alexander Sabar, menyatakan bahwa pihaknya akan memantau peredaran konten karakter anomali di media sosial. Namun, regulasi terkait hal ini masih dalam tahap penyesuaian selama dua tahun mendatang. Oleh karena itu, Kemkominfo masih terus mendalami dan merumuskan aturan tersebut.

(Qur'anul Hidayat)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |