Korban banjir bandang Lebak sudah 5 tahun tinggal di rumah terpal (Foto : iNews)
LEBAK - Sudah lima tahun lamanya, warga Lebak, Banten, yang menjadi korban banjir bandang dan longsor tinggal di rumah beratapkan terpal. Rumah tidak layak huni tersebut terpaksa mereka tempati karena tidak ada kepastian kapan mereka akan dipindahkan.
Kondisi mereka pun semakin parah dengan sulitnya air bersih dan tidak adanya penghasilan tetap para warga tersebut.
Para warga tersebut tinggal di hunian sementara atau huntara yang berada di Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten. Sudah lima tahun berlalu sejak banjir bandang dan longsor menerjang. mereka tetap tinggal di sana.
Janji Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, saat itu, dalam jangka waktu 6 bulan, pulang dari pengungsian akan langsung diberikan kunci rumah. Namun janji relokasi tersebut hingga saat ini sudah tak lagi terdengar. Warga juga sudah lelah dengan janji pemerintah lebak yang akan memberikan uang sebesar Rp500 ribu per kepala setiap bulannya.
Kendati demikian, warga terus berjuang hidup meski harus berebut air sawah untuk diminum dan anak sekolah berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sampai ke sekolah.
Jika membandingkan dengan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari tempat tinggal mereka, hanya butuh waktu 6 hingga 7 bulan, semua warga korban banjir bandang sudah dialokasikan dan mendapatkan rumah yang layak.
"Kami mau pindah menjadi warga Bogor saja," ujar salah satu penghuni Huntara, Komar, Kamis (15/5/2025).
Selain itu, ada juga seorang penghuni huntara yang sudah tak lagi mampu bekerja karena sakit paru-paru yang dialami. Tinggal dirumah plastik yang pengap membuat penyakitnya semakin parah.
Anggota DPRD Banten Asep Awaludin, mengatakan pihaknya tidak mendengar adanya pembahasan terkait huntara di tingkat provinsi. Padahal, warga selama 5 tahun lebih disini sudah menderita hidup di rumah terpal.
"Banyak warga yang ingin pindah dan menjadi warga Jawa Barat, karena di sana korban bencana mendapatkan rumah yang layak. Rencana kami akan mengakomodir para korban untuk bisa bertemu dan beraudiensi dengan Gubernur Banten, agar ada solusi dari permasalahan ini," ujar Asep Awaludin.