Menunaikan Haji dalam Isak Doa, Wamer Sintia Gantikan sang Ayah yang Telah Berpulang

9 hours ago 1

Menunaikan Haji dalam Isak Doa, Wamer Sintia Gantikan sang Ayah yang Telah Berpulang

Menunaikan Haji dalam Isak Doa, Wamer Sintia Gantikan sang Ayah yang Telah Berpulang, (Foto: Ramdani Bur/okezone)

MAKKAH - Di antara jutaan langkah menuju Baitullah, perjalanan Wamer Sintia penuh haru dan doa. Jamaah haji asal Pasaman Barat, Sumatera Barat, ini menjalani ibadah haji pertamanya dengan menggantikan sang ayah yang meninggal dunia tahun lalu.

Ayah dan ibu Wamer Sintia telah mendaftar haji sejak 2012. Sekarang bersama sang ibunda, Sintia menapak Tanah Suci bukan hanya dengan harapan, tetapi juga kerinduan dan pengabdian. 

"Pada 2012, ayah dan ibu daftar haji bareng. Rencananya pasti bisa berangkat bersama tahun ini. Namun, takdir Allah berkata lain, karena sakit, ayah meninggal dunia pada tahun 2024 lalu," kata Sintia penuh haru, saat ditemui tim Media Center Haji 2025.


Doa Sintia untuk sang Ayah

Meski hatinya masih dirundung duka, Sintia memilih untuk tegar dan ikhlas. Ia memaknai keberangkatan ini sebagai bentuk bakti dan amanah dari almarhum ayahnya. 

"Rasanya senang dan sama sekali tidak menyangka sebelumnya, bisa mendampingi Mama. Tapi, sebenarnya sedih juga, karena seharusnya yang berangkat adalah papa, yang udah wafat duluan," ujar perempuan lulusan Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas di Padang ini.

"Doa yang terbaik untuk Papa saya, semoga mendapatkan ampunan dari Allah swt, tempat terbaik di sisi Allah Swt. Juga doa yang terbaik untuk keluarga," lanjut perempuan berusia 25 tahun ini.


Apresiasi Petugas Haji dan Layanan yang Diterima

Di luar itu, Sintia mengapresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang telah bekerja sepenuh hati membantu jamaah haji. Ia menyebut para petugas telah banyak membantunya sedari embarkasi.

"Petugasnya melayani dengan baik. Apabila kami tidak tahu, kami diberi petunjuk bahkan diantarkan ke tujuan," kata Sintia.

Makanan menjadi fasilitas jempolan yang diterima Sintia selama berada di Tanah Suci. Menu yang disediakan tak pernah sama, entah untuk makan pagi, siang atau malam.

"Makanannya enak-enak, tidak ada masalah," tutup anak pertama dari tiga bersaudara ini.
 

(Kemas Irawan Nurrachman)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |