Jakarta, CNN Indonesia --
Baru-baru ini Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan bahwa konsumsi susu sebanyak dua liter per hari bisa menambah tinggi badan anak. Namun dokter mengingatkan bahwa ada risiko serius yang bisa mengintai anak akibat konsumsi susu berlebihan.
Minum susu sering kali dianggap sebagai kebiasaan sehat. Kaya akan protein hewani, kalsium, dan vitamin D, susu memang punya reputasi sebagai pendukung utama pertumbuhan, terutama pada anak.
Pun Kepala BGN menyarankan untuk minum susu sebanyak dua liter per hari. Namun, benarkah semakin banyak minum susu itu semakin baik buat kesehatan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis anak Ian Suryadi Setja membantah hal tersebut. Justru menurut dia, minum susu berlebih, apalagi hingga dua liter per hari sangat tidak disarankan.
Menurutnya, konsumsi susu justru harus dibatasi dan disesuaikan dengan usia anak.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), konsumsi susu anak di atas usia satu tahun tidak boleh lebih dari 480 ml per hari. Melebihi batas ini justru dapat menimbulkan beragam risiko kesehatan, mulai dari obesitas hingga anemia.
"Konsumsi susu harus disesuaikan dengan usia. Jika berlebihan, justru berisiko menyebabkan obesitas dan kekurangan mikronutrien lain," jelas Ian dalam diskusi media "Anak Generasi Masa Kini dan Susunya, Panduan untuk Orangtua" yang digelar di kawasan Semanggi, Jakarta, Senin (2/6).
Ian juga menjelaskan bahwa proporsi kebutuhan susu anak berubah seiring bertambahnya usia. Pada bayi usia 0-6 bulan, susu, dalam hal ini ASI eksklusif, memenuhi 100 persen kebutuhan kalori harian. Namun setelah itu, perannya menurun.
- Usia 6-9 bulan: susu (ASI) 70 persen, MPASI 30 persen
- Usia 9-12 bulan: susu dan MPASI masing-masing 50 persen
- Usia 12 bulan ke atas: MPASI 70 persen, susu 30 persen
"Yang paling bagus tetap adalah ASI. Tapi bahkan ASI pun bukan makanan sempurna. ASI hanya mengandung sekitar 3 IU vitamin D per 100 ml, sementara kebutuhan bayi adalah 400 IU per hari. Maka tetap perlu diberikan tambahan dari luar," jelasnya.
Ilustrasi. Dokter anak Ian mengatakan minum susu harus disesuaikan dengan usia agar terhindar dari risiko kesehatan. (Getty Images/Prostock-Studio)
Susu memang mengandung zat gizi penting tapi, bahan pangan ini bukan satu-satunya sumber nutrisi untuk anak. Menurut Ian, asupan makanan yang beragam jauh lebih penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi secara menyeluruh.
Nutrisi lain yang penting untuk perkembangan otak seperti AA, DHA, dan mikrobioma juga perlu diperhatikan. Oleh karenanya, ibu menyusui dianjurkan untuk makan ikan minimal dua kali seminggu. Sementara itu, makanan seperti tahu dan tempe juga dapat membantu mencukupi kebutuhan probiotik.
Bahaya terlalu banyak minum susu
Dalam kesempatan itu, Ian juga menjelaskan minum susu berlebihan, apalagi hingga dua liter per hari, bisa berdampak negatif bagi kesehatan anak. Ian menyebutkan dua risiko utama yang bisa dialami anak yakni:
1. Kelebihan kalori dan obesitas
Kandungan energi dalam susu cukup tinggi. Jika dikonsumsi terlalu banyak tanpa diimbangi aktivitas fisik, akan menyebabkan kelebihan berat badan.
2. Gangguan penyerapan zat besi
Susu dapat menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh yang bisa berujung pada anemia defisiensi besi.
"Susu bukanlah superfood tunggal. Konsumsinya harus tetap dalam batas wajar," tegas Ian.
(tis/els)