Pengamat: Cutber Long Weekend Bebani Warga Kelas Menengah Bawah

1 day ago 6

CNN Indonesia

Senin, 02 Jun 2025 19:30 WIB

Pengamat mengkritik banyaknya cuti bersama yang ditetapkan pemerintah karena bisa semakin membebani masyarakat kelas menengan bawah. Pengamat mengkritik banyaknya cuti bersama yang ditetapkan pemerintah karena bisa semakin membebani masyarakat kelas menengan bawah. ( iStock/sutlafk).

Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat mengkritik banyaknya cuti bersama yang ditetapkan pemerintah.

Menurut mereka, kebijakan itu justru membebani masyarakat, terutama kelas menengah bawah yang daya belinya sedang melemah.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah mengatakan banyaknya cuti bersama membuat biaya hidup jadi bertambah. Pasalnya, cuti membuat masyarakat, walaupun tidak semua, harus mengeluarkan uang tambahan untuk liburan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada akhirnya mereka yang golongan rendah akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan kalau mereka terus libur, karena otomatis biaya atau cost-nya lebih besar istilahnya untuk wisata, untuk keperluan keluarga. Sehingga otomatis saving-nya jadi berkurang," katanya kepada CNN Indonesia TV, Minggu (1/6).

"Masyarakat yang tidak mampu akan dihadapkan kesulitan yang nyata karena anak-anaknya tidak sekolah dan ujung-ujungnya mau tidak mau harus liburan keluarga. Mau tidak mau harus mengeluarkan cost yang lebih besar lagi," katanya.

Trubus mengatakan pemerintah salah persepsi jika banyaknya cuti bersama bisa menggerakkan perekonomian. Saat ini katanya ekonomi sedang dalam kondisi kontrasiklis di mana daya beli masyarakat turun.

Ia berpandangan cuti bersama yang banyak seharusnya diberikan saat kondisi ekonomi pro-siklis.

"Prosiklis itu ekonomi dalam kondisi membaik, meningkat, sehingga di situ kemudian ada uang yang mengalir ke daerah, ke UMKM, dan sebagainya," katanya.

Karena itu, ia menyarankan pemerintah mengevaluasi kebijakan cuti bersama. Pemerintah katanya bisa memberikan diskon atau insentif saat cuti bersama.

Misalnya PT Pertamina bisa memberikan diskon BBM sehingga biaya transportasi masyarakat bisa berkurang.

"Kemudian bisa juga pemerintah menghapus retribusi ataupun pajak-pajak yang lain yang bisa meringankan sehingga masyarakat melakukan perjalanan dengan cuan yang tidak terlalu banyak keluar. Yang terjadi sekarang ini karena tidak ada diskon atau insentif apa-apa, semuanya harus dari kantong sendiri, bagi pegawai-pegawai kelas menengah bawah ya klenger," katanya.

Ia pun menyarankan pemerintah menetapkan cuti bersama hanya saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan Idulfitri. Pasalnya pada dua momen tersebut mobilitas meningkat.

Sedangkan cuti bersama lainnya lebih baik ditentukan oleh masing-masing pekerja.

"Cuti bersama khususnya swasta itu ada di tangan pegawai atau karyawan sendiri. Bukan pada ranah perusahaan atau pemerintah," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(fby/agt)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |