Sumbang Mahasiswa Terbanyak ke Harvard, China Respons Apa ke Trump?

6 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

China menyumbangkan jumlah mahasiswa asing terbanyak di Universitas Harvard dan kini mereka menghadapi ketidakpastian usai pemerintahan Presiden AS Donald Trump melarang Harvard menerima mahasiswa asing untuk tahun ajaran mendatang.

Menurut data Kantor Internasional Harvard, mahasiswa non-penduduk AS mencakup lebih dari seperempat populasi kampus, dengan mahasiswa dari China sebagai kelompok terbanyak.

Kebijakan Trump ini tak hanya menyetop penerimaan baru, tapi juga mengharuskan mahasiswa asing yang sudah terdaftar untuk pindah ke universitas lain jika ingin mempertahankan status visa mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah yang diumumkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) ini memicu kekhawatiran luas di kalangan pelajar, khususnya dari China.

Pemerintah China pun mengecam keras kebijakan ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menilai langkah AS sebagai bentuk politisasi kerja sama pendidikan.

"Ini hanya akan mencoreng citra dan reputasi AS di mata dunia," katanya, seperti dikutip dari CNN.

Di media sosial China seperti Weibo, banyak warganet menyindir keputusan tersebut.

"Menyenangkan melihat mereka menghancurkan kekuatannya sendiri," tulis seorang pengguna.

Tagar terkait berita ini telah dilihat puluhan juta kali.

China menjadi negara pengirim pelajar internasional terbanyak ke AS selama 15 tahun berturut-turut sejak 2009, sebelum disalip India pada 2023.

Pada tahun akademik 2023-2024, tercatat lebih dari 277 ribu mahasiswa China menempuh pendidikan di AS, meski angka ini menurun tajam dari puncaknya 372 ribu pada 2019-2020.

DHS mengklaim keputusan ini diambil karena ada dugaan hubungan antara Harvard dan individu atau lembaga di China yang terlibat dalam riset militer serta kerja sama dengan entitas yang masuk daftar hitam AS.

Universitas itu juga dituduh memfasilitasi kekerasan, antisemitisme, dan memiliki hubungan dengan Partai Komunis China.

Harvard belum menanggapi langsung tuduhan itu. Namun melalui pernyataan resminya, universitas menegaskan komitmennya terhadap keberadaan mahasiswa internasional dari lebih dari 140 negara yang dinilai memperkaya lingkungan akademik dan masyarakat AS.

Penangguhan sementara

Teranyar, Pengadilan Distrik Massachusetts, Amerika Serikat menangguhkan sementara keputusan pemerintahan Trump melarang Universitas Harvard menerima dan menampung mahasiswa asing.

Penangguhan ini dilakukan setelah kampus Ivy League itu menggugat tindakan Trump yang dinilai melanggar hukum.

Dalam sidang pada Jumat (23/5) waktu setempat, hakim Pengadilan Distrik Massachusetts, Allison Burroughs, memerintahkan "Pemerintahan Trump dilarang melaksanakan pencabutan sertifikasi SEVP (Student and Exchange Visitor Program) milik penggugat."

Sidang lanjutan atas gugatan Harvard terhadap Trump ini akan berlangsung pada 29 Mei mendatang.

Sementara itu, Wakil Kepala Staf Gedung Putih Stephen Miller mengecam keputusan penangguhan tersebut.

(del/vws)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |