Trump Pangkas Tarif Impor China Jadi 47 Persen Usai Temui Xi Jinping

6 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pemangkasan tarif terhadap produk impor dari China setelah bertemu langsung dengan Presiden Xi Jinping di Busan, Korea Selatan.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan dagang baru yang mencakup komitmen Beijing untuk menindak perdagangan ilegal fentanyl, melanjutkan pembelian kedelai dari AS, dan menjaga pasokan mineral tanah jarang (rare earths) agar tetap stabil.

Pertemuan tatap muka itu menjadi yang pertama bagi kedua kepala negara sejak 2019 dan menjadi puncak dari kunjungan kilat Trump ke Asia, di mana ia juga mengklaim kemajuan kerja sama perdagangan dengan Jepang, Korea Selatan, dan sejumlah negara Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa," kata Trump di Air Force One setelah meninggalkan Busan, Kamis (30/10), melansir Reuters.

Ia bahkan memberi nilai "12 dari 10" untuk hasil pertemuan tersebut.

Trump mengatakan tarif terhadap produk impor dari China akan dipangkas menjadi 47 persen dari sebelumnya 57 persen, termasuk pengurangan setengah tarif atas perdagangan bahan baku fentanyl, dari 20 persen menjadi 10 persen.

Menurutnya, Xi berjanji akan bekerja keras menghentikan aliran fentanyl, obat sintetis mematikan yang menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di AS.

"Tarif itu dikurangi karena saya percaya mereka benar-benar mengambil langkah tegas," ujarnya.

Pertemuan Trump dan Xi yang berlangsung hampir dua jam di sela-sela KTT APEC disebut berjalan hangat dan produktif. Xi mengatakan wajar bila dua negara besar, seperti AS dan China, sesekali mengalami gesekan. Akan tetapi, ia siap melanjutkan kerja sama untuk memperkuat hubungan bilateral.

"Beberapa hari lalu, negosiator perdagangan kedua negara telah mencapai konsensus dasar untuk menjawab kekhawatiran utama masing-masing," ujar Xi melalui penerjemah.

"Saya bersedia terus bekerja sama dengan Presiden Trump untuk membangun fondasi yang kuat bagi hubungan China-AS," imbuhnya.

Selain pemangkasan tarif fentanyl, China juga meminta pelonggaran kontrol ekspor teknologi sensitif dari AS dan pencabutan biaya pelabuhan baru terhadap kapal China, yang sebelumnya diberlakukan untuk membatasi dominasi global China di bidang logistik dan pelayaran.

Trump tidak menanggapi langsung permintaan itu, tapi menyebut China akan mulai membeli dalam jumlah besar kedelai dan produk pertanian asal Negeri Paman Sam.

Sehari sebelum pertemuan, Reuters melaporkan China sudah kembali membeli kargo kedelai AS setelah sempat berhenti selama beberapa bulan.

Kesepakatan perdagangan sebelumnya, yang menurunkan tarif balasan dan membuka kembali ekspor magnet rare earths dari China, akan berakhir pada 10 November. Namun, Beijing baru-baru ini memperluas pembatasan ekspor mineral langka tersebut yang penting bagi industri otomotif, elektronik, dan pertahanan.

Trump memastikan China tidak akan memberlakukan kontrol baru terhadap ekspor rare earths. Ia juga menandatangani sejumlah kerja sama dengan Jepang dan negara-negara Asia Tenggara untuk mendiversifikasi pasokan mineral langka meski upaya mengurangi dominasi China di sektor ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.

Dampak ke pasar global

Reaksi pasar global terhadap pengumuman Trump terlihat beragam. Perdagangan saham di Asia dan Eropa bergerak naik turun setelah rincian kesepakatan diumumkan.

Indeks Shanghai Composite sempat melemah dari posisi tertinggi dalam satu dekade, sedangkan harga kedelai berjangka AS juga tercatat turun.

Analis pasar di Melbourne Kyle Rodda dari Capital.com menilai pelaku pasar tampaknya sudah mengantisipasi kesepakatan itu sebelumnya.

"Pasar tampaknya berharap tarif fentanyl dihapus sepenuhnya, jadi itulah sebabnya responsnya agak datar," katanya.

Dari mitra dagang utama AS, hanya India dan Brasil yang masih dikenai tarif tinggi. Sebelumnya, pasar saham global dari Wall Street hingga Tokyo sempat mencetak rekor baru menjelang pertemuan karena investor berharap perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia itu segera mereda.

Trump juga mengonfirmasi bahwa dirinya tidak membahas cip kecerdasan buatan (AI) milik perusahaan Nvidia dengan Xi. Sebelumnya, ia sempat menyebut kemungkinan membantu Nvidia mengekspor versi terbatas cip andalan Blackwell, tetapi kemudian menarik pernyataannya.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/dhf)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |