31% Gen Z dan Milenial Putuskan Tidak Lanjut Kuliah, Penyebab Utama Tingginya Biaya Pendidikan

7 hours ago 4

31% Gen Z dan Milenial Putuskan Tidak Lanjut Kuliah, Penyebab Utama Tingginya Biaya Pendidikan

31% Gen Z dan Milenial Putuskan Tidak Lanjut Kuliah. (Foto: Freepik)

SURVEI Deloitte Global tahun 2025 mengungkapkan bahwa sekitar 31% dari Gen Z dan 32% milenial memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan tinggi. Penyebab utamanya adalah tingginya biaya kuliah.

Deloitte Global menyatakan temuan ini cukup mengejutkan, mengingat selama beberapa dekade pendidikan tinggi dipandang sebagai gerbang utama menuju kesuksesan. Namun, hasil survei menunjukkan adanya pergeseran nilai di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka mulai meragukan efektivitas pendidikan formal dalam memberikan dampak besar untuk memasuki dunia kerja. 

Para anak muda menilai pengalaman kerja langsung dan keterampilan teknis justru lebih relevan dan dibutuhkan oleh industri saat ini. Dalam laporannya, Deloitte juga menyoroti bahwa Gen Z dan milenial semakin mengutamakan pertumbuhan pribadi dan profesional dengan mengejar uang, makna dan kesejahteraan. 

Keputusan untuk tidak kuliah juga tidak hanya dipicu oleh faktor ekonomi semata. Namun, adanya perubahan orientasi dan prioritas generasi muda. Tak heran jika banyak dari mereka memilih jalur alternatif, seperti mengikuti pelatihan keterampilan, program magang, hingga pembelajaran langsung di tempat kerja atau on the job training (OJT). Jalur ini dinilai lebih efektif, terjangkau, dan berorientasi pada kemampuan praktis.

Mereka bukan hanya mulai skeptis terhadap pendidikan tinggi, tetapi juga generasi sebelumnya mungkin telah merasakan langsung tantangan membayar utang pendidikan atau sulitnya memperoleh pekerjaan sesuai bidang studi.

Deloitte menyusun laporan ini berdasarkan hasil survei terhadap 14.751 responden berasal dari Gen Z dan 8.731 responden dari milenial yang tersebar di 44 negara. Di antaranya, 535 responden berasal dari Indonesia, yang terdiri atas 326 Gen Z dan 209 milenial.

Latar belakang responden pun bervariasi, mulai dari pekerja bergaji UMR, pengangguran, hingga profesional dengan jabatan tinggi. Tingkat pendidikan mereka juga beragam, termasuk lulusan sekolah menengah yang tidak melanjutkan kuliah, mahasiswa aktif, hingga lulusan pendidikan tinggi.

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |