CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 09:21 WIB
Facundo Garces (kanan) salah satu pemain Malaysia yang dihukum FIFA. (AFP/MOHD RASFAN)
Jakarta, CNN Indonesia --
Federasi Sepak Bola Profesional Internasional (FIFPro) mengecam hukuman yang diberikan Komite Banding FIFA kepada tujuh pemain naturalisasi Malaysia sebagai buntut kasus dokumen palsu.
Ketujuh pemain naturalisasi Malaysia tersebut adalah: Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.
Para pemain itu mendapat hukuman larangan bermain selama 12 bulan atau satu tahun dan denda sebesar 2.000 franc Swiss atau setara dengan Rp41,2 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus ini sedang dalam proses banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Meski kasus belum selesai, FIFPro memberikan kecaman terkait hukum dari FIFA itu.
"Sanksi yang dijatuhkan pada mereka, larangan 12 bulan untuk melakukan semua aktivitas yang berhubungan dengan sepak bola, sangat tidak proporsional mengingat keadaan khusus dari kasus tersebut," tulis FIFPro dalam keterangan resmi.
Di mata FIFPro, ketujuh pemain naturalisasi Malaysia itu merupakan korban dan dianggap tidak memalsukan dokumen. Menurut FIFPro, pemalsuan dokumen bukan karena kesalahan pemain.
Selain itu, ketujuh pemain tersebut juga dianggap tidak mendapatkan konfirmasi yang mengikat dari FIFA terkait kelayakan mendapatkan kewarganegaraan Malaysia.
"Oleh karena itu, sangat mengkhawatirkan mereka dianggap bertanggung jawab atas pengajuan yang dilakukan oleh sebuah asosiasi nasional kepada FIFA, dan seolah-olah ada kewajiban bagi mereka untuk memverifikasi dokumen yang tidak mereka keluarkan maupun ajukan," ucap FIFPro.
FIFPro menegaskan, ketujuh pemain naturalisasi tersebut mengikuti proses yang ditentukan dalam mendapatkan kewarganegaraan Malaysia. Mulai dari menyerahkan dokumen pribadi, menghadap pihak berwenang Malaysia, menjalani prosedur pengambilan sumpah, menerima paspor yang dikeluarkan pemerintah, dan menunggu izin kelayakan dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
"Semua langkah ditangani oleh institusi di luar kendali mereka, namun mereka kini menghadapi skorsing dari klub mereka dan konsekuensi serius yang menyertainya, bukan karena kesalahan mereka sendiri."
"FIFPro menyatakan dukungan penuhnya kepada para pemain dan percaya bahwa Pengadilan Arbitrase Olahraga akan membalikkan ketidakadilan ini," tutur FIFPro.
(sry/rhr)

1 hour ago
1

















































