Jakarta, CNN Indonesia --
James Cameron merasa perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI yang kini mampu menghasilkan aktor virtual adalah "mengerikan".
Dalam wawancara dengan Sunday Morning di CBS baru-baru ini, situasi AI yang mampu menghasilkan aktor hasil komputerisasi tidak bisa disamakan dengan dirinya yang menggunakan grafis komputer untuk menggantikan aktor, seperti yang ia lakukan pada Avatar (2009).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama bertahun-tahun, ada anggapan bahwa, 'Oh, mereka melakukan sesuatu yang aneh dengan komputer dan mereka mengganti aktor,' padahal sebenarnya, setelah Anda benar-benar mendalami dan melihat apa yang kami lakukan, itu adalah perayaan momen aktor-sutradara," kata Cameron.
"Sekarang, mari kita beralih ke ujung spektrum yang lain, dan Anda memiliki AI generatif, di mana mereka dapat menciptakan sebuah karakter," tambahnya seperti diberitakan Variety pada Minggu (30/11).
"Mereka [AI] bisa menciptakan aktor. Mereka bisa menciptakan penampilan dari awal hanya dengan perintah teks. Rasanya, tidak. Itu mengerikan bagi saya. Itu kebalikannya. Itulah yang tidak kami lakukan."
James Cameron bukan kali ini saja mengungkapkan pandangan negatifnya terhadap AI. Pada Juli 2023, dirinya sudah mengemukakan bahwa penggunaan AI yang berlebihan adalah berbahaya.
"Saya benar-benar prihatin. Menurut saya penggunaan AI sebagai sebuah senjata adalah bahaya terbesar," kata Cameron kala itu.
"Coba bayangkan kecerdasan buatan dalam sebuah medan perang, seluruh pertempuran hanya berlangsung oleh komputer dengan kecepatan yang tidak bisa lagi diintervensi manusia, dan kalian tidak memiliki kemampuan meredam situasi itu," sambungnya.
Cameron pun mengaku tak percaya jika teknologi AI saat ini mampu menggantikan sisi humanis dari para penulis, terutama untuk membuat sebuah naskah yang optimal.
"Saya pribadi tidak percaya pada pikiran tanpa tubuh yang hanya mengulangi apa yang telah diucapkan pikiran-pikiran lain tentang kehidupan yang mereka jalani, tentang cinta, tentang kebohongan, tentang ketakutan, tentang kematian - lalu menggabungkannya menjadi satu kata dan mengulanginya lagi."
"Saya tidak percaya bahwa itu akan mampu menggerakkan penonton," ucapnya.
Sampai saat ini, Cameron mengaku sama sekali tidak tertarik dengan bantuan AI untuk menulis skenarionya kecuali jika AI bisa berbicara banyak dalam industri perfilman.
"Mari lah kita tunggu 20 tahun lagi, dan jika suatu saat AI memenangkan Oscar untuk kategori Best Scenario, saya pikir kita harus menganggap mereka serius," katanya mengenai kans menggunakan AI dalam pembuatan skenario filmnya.
(end)

1 hour ago
1

















































