Jakarta, CNN Indonesia --
Orang tua kerap tidak terima saat anak dihukum oleh sekolah. Kepala sekolah sekaligus guru SMAN 1 Cimarga, Banten sampai dilaporkan ke polisi sebab orang tua tidak terima anaknya ditampar. Kenapa fenomena ini sering terjadi?
Kepala sekolah dan guru SMAN 1 Cimarga Dini Pitri tidak jadi dinonaktifkan. Perkara dirinya menampar ILP, salah satu murid, pun berakhir damai. Kendati demikian, Dini sempat dilaporkan ke polisi oleh orang tua ILP yang tidak terima anak mereka ditampar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tenaga pendidik masa kini kerap harus berurusan dengan orang tua murid ketika mengambil tindakan guna mendisiplinkan murid.
Di media sosial tak jarang netizen yang berkomentar bahwa era mereka sekolah, orang tua tidak mempermasalahkan guru menghukum murid. Pun orang tua saat itu bisa menghukum lebih berat ketika anak sudah di rumah.
Kenapa ya orang tua sekarang sering tidak terima anak dihukum di sekolah?
Psikolog Alva Paramitha menuturkan sebenarnya ketika orang tua menyekolahkan anak, artinya orang tua harus tunduk terhadap semua peraturan sekolah.
Hanya saja, dia mengakui bahwa tak jarang orang tua tidak terima saat anak dihukum atau diberi konsekuensi atas pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan.
Alva berkata orang tua sekarang tidak terima karena pernah mengalami pengalaman serupa ketika sekolah. Orang tua pun tidak ingin anak merasakan hal yang sama.
"Ini bisa termasuk dalam orang tua yang punya luka batin juga di area parenting sehingga bisa jadi sebagai kompensasi parenting ia kepada anaknya," kata Alva saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (17/10).
Ia berkata sebaiknya orang tua menerapkan parenting yang berkesadaran. Parenting berkesadaran berarti orang tua dapat menerapkan parenting tanpa terikat luka batin di masa lalu sehingga bisa menempatkan diri dengan tepat.
Orang tua, lanjut Alva, harus paham dulu bahwa menerapkan pola asuh kepada anaknya harus memisahkan dengan pengalaman-pengalaman buruk atau luka-luka batinnya.
"Sadar artinya dia punya filter mana yang bisa dia terapkan mana yang tidak. Kebalikannya, apabila dia memakai semua referensi tanpa filter tentang parenting sebelumnya [maka], ia bisa jadi menjadi pelaku yang mencederai parenting itu sendiri," jelasnya.
Alva menambahkan proses ini dapat dilakukan secara mandiri ketika paham bahwa mampu memperbaiki. Namun bantuan profesional akan sangat membantu.
(els)