Purbaya dan Luhut Saling Lempar Pernyataan Soal Suntikan Rp50 T ke INA

5 hours ago 2

CNN Indonesia

Sabtu, 18 Okt 2025 12:45 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua DEN Luhut Pandjaitan saling berbalas pertanyaan di media soal suntikan dana ke INA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua DEN Luhut Pandjaitan saling berbalas pertanyaan di media soal suntikan dana ke INA. (Foto: CNN Indonesia/Sakti Darma Abhiyoso)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan saling berbalas pertanyaan di media soal suntikan dana ke Indonesia Investment Authority (INA).

Hal ini berawal ketika Luhut mengusulkan agar INA mendapatkan suntikan dana Rp50 triliun per tahun. Sebab, lembaga ini dinilai bisa menjadi mesin perekonomian yang berjalan beriringan bersama Danantara.

"Ada satu yang saya mau bicara sama Menteri Keuangan (Purbaya), tapi saya kira beliau sudah tahu, itu adalah INA. INA ini adalah sovereign wealth fund kita," ucap Luhut dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Luhut, dana suntikan untuk INA bisa dimanfaatkan dari uang pemerintah yang masih ada tersimpan di Bank Indonesia.

"Kalau kita tarik investasi Rp50 triliun ke situ (INA) tiap tahun dari dana yang masih sisa di Bank Indonesia (BI) Rp491 triliun, yang Rp200 triliun sudah ditaruh ke perbankan, itu kalau kita leverage bisa Rp1.000 triliun dalam lima tahun ke depan. Itu angka yang sangat besar," imbuh Luhut.

Merespons, Purbaya justru mempertanyakan bakal dipakai apa uang tersebut nantinya oleh INA. Sang Bendahara Negara tak setuju jika duit pemerintah itu hanya dibelikan obligasi alias bond.

"Anda tahu uangnya INA sebagian besar ditaruh di mana sekarang? Gue rasa sama, obligasi juga," ungkap Purbaya dalam Media Briefing di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).

Purbaya menegaskan tidak bisa sembarangan memberikan dana ke kementerian ataupun lembaga yang ada di Tanah Air tanpa tujuan yang jelas.

"Itu (suntikan Rp50 triliun) usul yang bagus kalau mereka (INA) sudah efektif menjalankan program investasi di sektor riil. Kayaknya masih terbatas kalau saya gak salah, tapi saya akan cek lagi. Saya gak mau kasih uang ke sana kalau uangnya dibelikan bond lagi, buat apa? Mending saya kurangi (penerbitan) bond saya," tegasnya.

(lid/asa)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |