Oleh : Eddy Suzendi, SH
Cirebon sulseltoday.com Kecelakaan angkutan penumpang umum, terutama bus pariwisata, merupakan isu serius yang perlu mendapat perhatian lebih. Baru-baru ini, terjadi insiden kebakaran bus yang mengangkut anak-anak TK di Jakarta. Beruntung, tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan manajemen keselamatan dalam sektor angkutan umum. Kita perlu mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan mencari solusi untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Analisis Masalah yang Dihadapi
Kurangnya Pengawasan
Pengawasan terhadap perizinan usaha angkutan umum, termasuk perizinan trayek dan SPIONAM, proses OSS (Online Single Submission), masih minim. Banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan tetapi lolos izinnya persyaratan keselamatan cukup dengan hanya persyaratan Administrasi berupa dokumen SMKPAU, Implentasinya zero.
Ambiguitas antara Trayek dan Uji Berkala
Permasalahan uji berkala dan Perizinan, Trayek/ijin usaha sudah habis. Akan tetapi Uji berkalanya masih berlaku ini menjadi Ketidak jelasan dalam peraturan menciptakan kebingungan dan saling menyalahkan antara pihak-pihak yang terlibat, seolah-olah bertanya: “Telur dulu atau ayam dulu?” uji Berkala itu wajib dan masyakat lebih cepat mengurus uji Berkala ketimbang ngurus ijin padahal ijin nya pun tidak mengutamakan standar keselamatan hanya persyaratan Administrasi yang banyak dipersoalkan ini yang perlu diluruskan dan dibenahi.
Sistem Perizinan yang Serampangan
Proses perizinan yang tidak konsisten meningkatkan risiko yang tidak terduga. Pengawasan terhadap pelaksanaan standar keselamatan belum dilakukan secara efektif, sehingga menimbulkan potensi kecelakaan yang lebih tinggi.Dan kecenderungan Perusahaan enggan melaksanakan Sistem Manajemen keselamatan Perusahaan Angkutan karena izin sudah ada Dokumen SMKPAU sdh dibuat buat aoalagi? Padahal isinya dokumen Keselamatan Perusahaan angkutan hasil karangan Konsultan atau copy paste antar Dokumen satu dengan Dokumen lainya hanya mengganti nama Perusahaan dan data data perusahaan setelah itu dinilai lantas apanya yang dinilai?, Bagusnya pembuatan Dokumen? atau karena tulisannya puitis dan dramatis sehingga memperoleh sertifikat, ini yang membahayakan Keselamatan Sertifikat dikeluarkan tanpa Asesment ditanda tangani oleh Direktorat Jenderal sungguh gegabah.
Tanggung Jawab Hukum
Ketika kecelakaan terjadi, meskipun semua persyaratan administrasi terpenuhi, korban dapat menggugat pihak-pihak terkait, termasuk platform seperti ‘Mitra Darat’ Hal ini menunjukkan bahwa administrasi yang lengkap tidak selalu menjamin keselamatan.
Solusi yang Dapat Diterapkan
Penguatan Pengawasan
Penting untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan Sistem Manajemen keselamatan Perusahaan Angkutan Umum ,yang lebih efektif terhadap perusahaan angkutan. Sinergi antara perizinan trayek dan uji berkala harus dipastikan berjalan dengan baik. Penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran perusahaan angkutan juga harus diterapkan.
Peningkatan Kualitas Penguji Kendaraan
Para penguji kendaraan bermotor yang melakukan uji kelaikan harus memiliki kompetensi yang memadai. Pembinaan dan pengawasan yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa Penguji Kendaraan dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Standar Perusahaan Angkutan Umum
Perusahaan angkutan umum perlu mengimplementasikan beberapa standar untuk meningkatkan keselamatan:
Manajemen Risiko
Perusahaan harus melakukan analisis risiko secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengelola potensi bahaya. Ini mencakup penilaian terhadap kondisi jalan, cuaca, dan keadaan kendaraan sebelum beroperasi.
Pelatihan Terintegrasi
Pelatihan pengemudi harus menjadi bagian dari program keseluruhan yang mencakup:
Teknik Mengemudi Aman
Pelatihan tentang cara mengemudikan kendaraan dengan aman, termasuk cara menghadapi situasi darurat
Manajemen Bahaya
Pengemudi harus dilatih untuk mengenali dan merespons berbagai bahaya yang mungkin terjadi selama perjalanan.
Teknologi Kendaraan:
Pengemudi harus memahami sistem dan teknologi yang digunakan dalam kendaraan, sehingga mereka dapat menangani masalah teknis yang mungkin timbul.
Pemeliharaan Kendaraan
Perusahaan harus memiliki program pemeliharaan kendaraan yang terjadwal secara rutin untuk memastikan semua kendaraan dalam kondisi baik. Ini termasuk:
Pemeriksaan Rutin:
Melakukan pemeriksaan menyeluruh pada komponen kendaraan, seperti rem, ban, dan sistem pendingin
Dokumentasi
Pemeliharaan
Mencatat semua aktivitas pemeliharaan untuk memastikan tidak ada langkah yang terlewat.
Tanggap Darurat
Setiap perusahaan harus memiliki rencana tanggap darurat yang jelas. Ini mencakup:
Prosedur Evakuasi:
Pengemudi dan staf harus dilatih tentang cara evakuasi penumpang dalam situasi darurat.
Komunikasi:
Menyiapkan saluran komunikasi yang efektif untuk melaporkan insiden dan meminta bantuan.
Peningkatan Rasa Tanggung Jawab
Seluruh pihak, termasuk pengemudi dan manajemen perusahaan, harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelaikan kendaraan dan keselamatan operasional. Kesadaran ini harus ditanamkan melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Pengawasan yang lebih ketat dan pembinaan yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan transportasi umum. Dengan melibatkan semua pihak dari perizinan hingga pelatihan pengemudi, kita dapat menciptakan sistem angkutan yang lebih aman dan terpercaya. Implementasi aplikasi Mitra Darat juga harus diiringi dengan pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab dan standar keselamatan yang harus dipenuhi.
Kita harus bersama-sama berupaya memperbaiki keadaan ini, karena keselamatan penumpang adalah tanggung jawab bersama. Sudah saatnya kita tidak hanya mencari penyebab tetapi juga solusi yang inovatif untuk mencegah tragedi di masa depan.
Advokat LLAJ
Post Views: 110