Kadisdikbud Buka Sosialisasi ODCB, Bahas Adanya Batu Diduga Cagar Budaya Lubuak Alung

3 weeks ago 40

PDG.PARIAMAN, METRO–Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (ka­dis­dikbud) Kabupaten Pa­dangpariaman, Anwar mem­buka secara resmi so­sialisasi hasil penelitian Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang berada  dilokasi tambang IU OP Azman Korong Surantiah Nagari Lubuk Alung. Da­lam Kegiatan sosialisasi ini, dihadiri oleh Kodim 0308 Agus Lesmono, Ketua Tim Peneliti Struktur Batuan ODCB di IUP OP Azman Korong Surantiah Nagari Lubuk Alung dengan peserta dari unsur OPD Pro­vinsi Sumatera Barat, usur OPD Kabupaten Padangpariaman, Kecamatan dan perangkat nagari Lubuk Alung.

Sosialisasi ini, Anwar mengatakan bahwa awal bulan Oktober 2023 lalu, ditemukan batu objek di­duga cagar budaya di Nagari Lubuk Alung Korong Surantiah Kecamatan Lubuk Alung dengan harapan agar tempat tersebut dilindungi dan segera dihentikan kegiatan penambangan, dan dalam waktu dekat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan melaksanakan sidang penetapan Cagar Budaya oleh TIM TACB Kabupaten Padangpariaman.

“Berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil survei kami kelapangan pada bulan Oktober 2023 lalu, kami menduga hal ini merupakan sebuah cagar budaya, jadi kami meminta kepada masyarakat untuk menghentikan aktivitas penambangan dan kami atas nama Pemerintah Da­erah segera menghu­bungi pihak terkait agar secepatnya diteliti,” katanya, kemarin.

Anwar juga mengatakan bahwa batu yang Objek Diduga Cagar Budaya tersebut akan ditetapkan melalui  SK Bupati Padangpariaman nantinya sehingga wilayah tersebut menjadi daerah yang dilindungi oleh pemerintah daerah dan akan diusulkan menjadi geo cultural heritage park.

Herwandi yang merupakan ketua tim peneliti dari LPPM Unand mengatakan bahwa daerah yang berada di Korong Surantiah Lubuk Alung yang sebelumnya objek diduga cagar budaya, dimana batu ter­sebut adalah produk alam bukan dari tangan manusia.

“Kami bersama tim pe­neliti, telah melakukan pe­nelitian tahap pertahap dengan TIM, yang terdiri dari berbagai Falkutas dari 9 orang ( Unand, UI, dan UGM) pada tanggal 8-9 Oktober 2024 dimana hasilnya  batu ini merupakan hasil pendinginan alam, sama halnya seperti yang ada di daerah Taiwan, Hong­kong dan skotalandia,” ujarnya.

Profesor itu juga menambahkan bahwa dari anggota tim peneliti juga menemukan ada beberapa artefak didaerah itu dan berkemungkinan sudah ada pemukiman purba sebelumnya, tapi hal ini perlu dilakukan penelitian lebih jauh lagi, tutupnya dengan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian :

Bukit Surantih diduga kubah lava dari Gunung Api Bukit Padang Bungo yang berumur Pleistosen, skitar 60 juta – 70 juta tahun yang lalu.

Kawasan Surantiah dan sekitar diperkirakan sudah ada peradaban masa pra-sejarah, neolitik. Budaya peladangan, 3.500 tahun yang lalu – pertengahan holosen untuk budidaya umbi-umbian.

Berdasarkan analisis fisik secara makroskopis, bentukan alam berupa columnar joint berbahan an­desit-basaltik yang terdapat di Bukit Surantih sejak dahulu sudah digunakan sebagai batu nisan di ma­kam para syekh dan pengi­kut­nya serta dimanfaatkan oleh masyarakat sejak abad ke-17 M di sekitar Padangpariaman sebagai nisan.

Tradisi “Batagak Batu Nisan” memanfaatkan batu mejan dari Bukit Batu Mejan di Padangpariaman me­ru­pakan cerminan dari ke­kayaan budaya dan spiritual masyarakat Minangkabau.

Sampai saat ini didapat hipotesis bahwa kawasan geologi columnar joint Su­rantih memiliki keterkaitan budaya dengan area pemukiman di sekitarnya sejak berabad-abad yang lalu dan kemungkinan sejak masa prasejarah karena ditemukan pula alat-alat batu pada aliran sungainya, artefak berupa alat serut adalah produk budaya yang sudah muncul semenjak prasejarah yaitu masa neolitik.

Daerah Bukik Paladangan Korong Surantiah Nagari Lubuk Alung mempunyai beberapa potensi bio­diversitas yang penting dari sisi pelestarian ke­ane­karagaman hayati. Sehingga perlu dilakukan upaya kajian lebih jauh untuk mendapatkan data yang lebih langka sehingga bisa disusun suatu rencana pe­nge­lolaan yang baik. Ke­ter­hubungan daerah ini dengan hutan lindung dan kawasan konservasi SM Barisan, memungkinkan daerah ini juga menjadi perlintasan satwa liar penting lainnya.

Temuan batuan columnar joint pada penambangan di Korong Surantih Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padangpariaman sangat penting bagi studi geologi, arkeologi, biodiversity, budaya dan tradisi dan merupakan bagian lanskap budaya. (efa)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |