Pelaku pasar mencermati laporan keuangan ritel, perkembangan kebijakan fiskal, dan perdagangan global. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Pelaku pasar mencermati laporan keuangan ritel, perkembangan kebijakan fiskal, dan perdagangan global.
Dow Jones Industrial Average turun 0,27% ke 42.677,24, S&P 500 terkoreksi 0,39% ke 5.940,46, dan NASDAQ Composite juga merosot 0,38% ke 19.142,71.
S&P 500 pun menghentikan reli enam hari berturut-turut karena aksi jual investor terhadap saham-saham teknologi.
Investor juga menaruh perhatian pada kinerja sektor ritel, setelah perusahaan Home Depot (NYSE:HD) melaporkan hasil kuartal pertama tahun fiskal 2025 yang melampaui ekspektasi, meskipun sahamnya tetap melemah.
Chief Financial Officer Home Depot, Richard McPhail, menilai perusahaan tetap mempertahankan target kinerja tahunan dan belum berniat menaikkan harga, meski ada tekanan dari tarif impor.
"Strategi harga kami saat ini tetap stabil. Kami tidak melihat urgensi menaikkan harga hanya karena tarif," ujar McPhail, dikutip dari Investing, Rabu (21/5/2025).
Sementara itu, Walmart (NYSE:WMT) pada pekan lalu mengindikasikan kemungkinan akan menaikkan harga jual seiring tekanan biaya akibat kebijakan tarif agresif pemerintahan Presiden Donald Trump.
Saham Tesla Inc (NASDAQ:TSLA) sempat reli, namun akhirnya hanya ditutup sedikit lebih tinggi. CEO Elon Musk menyatakan dirinya akan tetap memimpin Tesla setidaknya untuk lima tahun ke depan guna menjaga arah dan masa depan perusahaan.
Di sisi kebijakan fiskal, Komite Khusus DPR AS telah menyetujui RUU pemotongan pajak besar-besaran yang didukung Trump.
RUU ini mencakup pemangkasan pajak penghasilan serta peningkatan anggaran pertahanan dan imigrasi. Namun, para kritikus menilai RUU tersebut berpotensi memperburuk defisit fiskal yang kini berada di level tertinggi sepanjang sejarah.
Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan kebijakan suku bunga saat ini dinilai sudah cukup tepat. Ia juga menilai bahwa dampak inflasi dari tarif hanya bersifat sementara.