SinarHarapan.id – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan persahabatan Indonesia-Uni Emirat Arab (UEA) telah terjalin hampir lima dekade. Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara Resepsi Hari Nasional UEA di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (3/12).
Gibran menyebut hubungan kedua negara tidak hanya berdasarkan politik, tetapi juga persaudaraan tulus. “Hubungan erat terasa bahkan sejak saya menjabat sebagai Wali Kota Solo,” ujar Gibran.
Simbol Persaudaraan dan Kemanusiaan RI-UEA
Ia mengapresiasi pembangunan Masjid Sheikh Zayed dan Rumah Sakit Kardiologi Emirate di Solo. Menurutnya, fasilitas tersebut melambangkan persaudaraan dan nilai kemanusiaan yang tinggi.
“Masjid Sheikh Zayed adalah simbol persaudaraan dan persahabatan yang menekankan nilai kemanusiaan serta perdamaian,” katanya.
Menghidupkan Pesan Sheikh Zayed
Gibran mengutip pesan Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan yang menginspirasi. “Kekayaan bukan uang atau minyak, melainkan manusia. Tidak ada nilainya jika tidak melayani umat manusia,” ungkapnya.
Pesan ini relevan di tengah dunia yang semakin terbelah oleh rivalitas dan perbedaan tajam, tambah Gibran.
Baca Juga: Prabowo Undang MBZ Perkuat Kerja Sama RI-UEA
Kolaborasi untuk Perdamaian Dunia
Gibran menyoroti kesamaan visi Indonesia dan UEA dalam menjunjung kemanusiaan. Salah satunya melalui kolaborasi tim medis Indonesia dengan Rumah Sakit Lapangan Terpadu UEA di Rafah dan Gaza.
“Indonesia dan UEA bekerja sama membangun solidaritas dan perdamaian dunia melalui kolaborasi yang inklusif,” tegasnya.
Acara ini menegaskan hubungan erat kedua negara, yang tidak hanya didasarkan pada kerja sama politik tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.
Hubungan Erat UEA-Indonesia
Hal senada terucap dalam pidato Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem AlDhaheri. AlDhaheri memberikan perhatian khusus pada hubungan bilateral UEA-Indonesia yang semakin erat. Setelah penerapan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), perdagangan bilateral non-minyak mencapai 27 miliar USD pada 2014-2023.
Ia juga menyinggung kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke UEA, yang memperkuat kerja sama di berbagai bidang. “Kunjungan ini menjadi langkah penting untuk melanjutkan kemitraan strategis kedua negara,” tambahnya.
AlDhaheri menekankan pentingnya Hari Nasional yang memperingati pendirian UEA pada 1971. Ia juga memberikan penghormatan kepada Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, Presiden pertama UEA, dan Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum, Wakil Presiden pertama UEA.
Visi dan Komitmen Global UEA
Dalam pidatonya, AlDhaheri menyoroti visi “Kami Emirate 2031” sebagai peta jalan untuk memperkuat posisi UEA sebagai mitra global. Ia juga menegaskan komitmen UEA terhadap kerja sama internasional, termasuk keberhasilan negara ini di Dewan Keamanan PBB selama periode 2022-2023.
“UEA berhasil memediasi sembilan pertukaran tawanan perang antara Rusia dan Ukraina, mencerminkan kepercayaan dunia pada diplomasi kami,” ujar AlDhaheri.
Hadir dalam perayaan sejumlah menteri, dan pejabat tinggi Indonesia. Antara lain, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, Menteri Luar Negeri RI Sugiono, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo.
Juga Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk. Hadir pula Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, pengusaha sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
Perayaan kian meriah dengan pertunjukan budaya Emirat Al-Razha, Al-Ayyala dan Al-Azi oleh Shabab Alain Band, serta lagu tradisional UAE oleh UIN Jakarta.