Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis saat melakukan hubungan seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Selain itu, sifilis juga bisa menular dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat melahirkan, yang dikenal sebagai sifilis kongenital.
Gejala Sifilis
Sifilis memiliki empat tahap perkembangan: primer, sekunder, laten, dan tersier.
- Tahap Primer: Tandanya adalah adanya luka kecil bernama chancre, biasanya muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh. Luka ini sering tidak terasa sakit dan dapat hilang dengan sendirinya, tetapi infeksi tetap berlanjut.
- Tahap Sekunder: Gejala termasuk ruam pada tubuh, terutama di telapak tangan dan kaki, demam, kelelahan, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
- Tahap Laten: Tidak ada gejala yang terlihat, tetapi bakteri tetap aktif dalam tubuh.
- Tahap Tersier: Jika tidak segera berobat, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh seperti jantung, otak, dan pembuluh darah, yang berpotensi mengancam nyawa.
Dampak pada Anak di Bawah Umur
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan ada 216 warga di bawah 15 tahun yang terinfeksi sifilis sepanjang tahun 2024. Hal ini menimbulkan keprihatinan besar, terutama karena anak-anak seharusnya tidak menjadi kelompok rentan terhadap penyakit ini. Secara keseluruhan, kasus sifilis di Indonesia mencapai 8.984 kasus dalam periode yang sama.
Infeksi pada anak sering kali merupakan akibat penularan vertikal dari ibu ke janin selama kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan masalah kesehatan serius seperti cacat lahir atau bahkan kematian.
Cara Mencegah Sifilis
Pencegahan sifilis memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan individu, masyarakat, dan sistem kesehatan. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ambil:
- Edukasi Seksual: Penyebaran informasi mengenai pentingnya hubungan seksual yang aman dan setia pada satu pasangan dapat membantu menekan angka penularan.
- Penggunaan Kondom: Kondom efektif dalam mencegah penularan sifilis dan PMS lainnya.
- Tes dan Pengobatan Dini: Orang yang aktif secara seksual dianjurkan untuk rutin melakukan tes PMS, terutama jika memiliki pasangan baru. Pengobatan sifilis dengan antibiotik seperti penisilin sangat efektif, terutama jika melakukannya pada tahap awal.
- Perawatan Prenatal: Ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan tidak membawa bakteri sifilis yang bisa menular ke janin.
Peran Komunitas dan Fasilitas Kesehatan
Peningkatan akses ke layanan kesehatan, termasuk penyediaan fasilitas pemeriksaan dan pengobatan, sangat penting. Bahkan, di daerah terpencil yang sering menghadapi keterbatasan listrik, pemerintah telah mendistribusikan mesin genset untuk memastikan fasilitas kesehatan tetap beroperasi optimal.
Kesimpulan
Sifilis adalah penyakit yang bisa Anda cegah dan obati jika terdeteksi dini. Namun, masih banyak tantangan dalam mengedukasi masyarakat dan memperluas akses kesehatan. Anda bisa memperbanyak olahraga seperti poundfit, berenang, atau sekedar rutin berjalan kaki. Data Kemenkes menunjukkan betapa seriusnya dampak sifilis di Indonesia, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak. Dengan langkah pencegahan yang tepat dan peningkatan kesadaran masyarakat, kita dapat bersama-sama mengurangi angka penyebaran penyakit ini.