Usaha Kian Redup, AKSRSSP Sampaikan Aspirasi ke DPRD Sumbar

4 days ago 10

PADANG, METRO–Puluhan rekanan yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor dan Suplier Ring Satu Semen Padang  (AKSRSSP) menyuarakan aspirasi mereka di DPRD Su­matera Barat, Kamis (28/11). Mereka meminta DPRD memberikan solusi terhadap usaha mereka sebagai mitra BUMN yang kini kian meredup.

Mereka diterima Wakil Ketua DPRD Sumbar Nanda Satria, Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Doni Harsiva Yandra, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Erick Hamdani, Sekretaris Komisi IV DPRD Sumbar Verry Mulyadi. Ikut hadir mendengarkan aspirasi mereka dari Fraksi Gerindra DPRD Sumbar Khairudin Simanjuntak dan Muchlis Yusuf Abit, Fraksi Nasdem Endarmy dan Irwan Zuldani, Fraksi PKS Nurfirmanwansyah, Fraksi De­mokrat Agus Syahdeman dan Fraksi PAN Hendra Halim.

Maimunah Ketua Asosiasi Kontraktor dan Supplier Ring Satu Semen Pa­dang dalam penyampaian aspirasinya menjelaskan bahwa dalam lima tahun belakangan pihaknya semakin tersingkir. Usaha mereka sebagai rekanan dan suplier sudah diambil alih oleh anak perusahaan PT Semen Padang.

Padahal dahulunya ni­nik mamak menyerahkan tanah kaum secara cuma-cuma ke PT Semen Padang, supaya anak kemenakan bisa bekerja dan bisa bertahan hidup untuk mencu­kupi kebutuhan sehari-hari. “Ninik mamak kami mau menyerahkan tanah kaum ini, dengan syarat agar kami anak kemenakan bisa bekerja di PT Semen Pa­dang. Dengan keadaan seperti, jangankan kontraktor, UMKM saja di Lubuk Kilangan ini sudah banyak yang mati. Kemana lagi kami mengadukan nasib, jika tidak ke gedung parlemen ini,” ucapnya.

Adrizal Anggota Asosiasi Kontraktor dan Suplier Ring Satu Semen Padang menyampaikan bahwa pihaknya menuntut empat poin kepada manajemen Semen Indonesia khususnya Semen Padang. Pertama agar manajemen me­ngembalikan pekerjaan overhaul pabrik seperti biasa, sehingga perusahaan lokal dapat ditunjuk langsung (SPK). Kedua untuk vendor outsourching yang mempunyai anggota lebih dari 100 orang, agar dilakukan pemerataan supaya berkeadilan. Ketiga memperluas kesempatan bagi kontraktor lokal untuk mendapatkan pekerjaan, sesuai perjanjian antara ninik mamak Nagari Lubuk Kilangan dengan Manajemen Semen Indonesia sebagai holding company Semen Padang. Serta keempat menolak sistem PADI yang diberlakukan PT Semen Padang kepada kon­traktor lokal.

Perwakilan Rekanan Alex Yuliandra. Ia juga menegaskan bahwa Suplier dan Rekanan Ring Satu Semen Padang hanya meminta kepada manajemen PT Semen Padang untuk menjalankan kesepakatan yang telah dibuat pada 31 Januari 2018, sesuai de­ngan notulen rapat.

Sekretaris Komisi IV DPRD Sumbar Verry Mul­yadi yang juga Putra Asli Lubuk Kilangan membenarkan bahwa kontraktor lokal sangat kesulitan da­lam mendapatkan pekerjaan di PT Semen Padang. Pasalnya cucu dan cicit perusahaan sudah sapu bersih mengambil lahan-lahan kontraktor lokal, meskipun level pekerjaan hanya se­kelas UMKM.

Keadaan di PT Semen Padang ini tidak sesuai dengan intruksi Menteri BUMN Erick Tohir yang memerintahkan kepada seluruh Manajemen BUMN untuk meminimalisir peran anak dan cucu perusahaan tersebut.

Verry, peranan Semen Padang dalam menjalankan roda perekonomian Sumbar sangat tinggi. Banyak dampak multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat, ketika perusahaan kebanggaan Tuah Sakato itu masih berdiri sendiri tanpa campur ta­ngan Semen Indonesia. Ia melihat dari rasio per­kem­bangan ekonomi Sumbar dari tahun 2013 , masa kejayaan Semen Padang, berada di angka 6.0 persen. Lebih tinggi dari rata-rata ekonomi nasional.

Begitu Semen Indonesia mengambil alih PT Semen Padang, perlahan namun pasti tingkat per­kem­bangan ekonomi Ranah Minang menurun. Dimana pada Tahun 2014 berada di angka 5.86 persen, Tahun 2015 berada pada angka 5.41 persen, Tahun 2016 di angka 5.27 persen, pada Tahun 2017 di angka 5.29 persen dan Tahun 2018 di angka 5.14 persen.

“Kita lihat dalam tiga tahun belakang saja de­ngan kurangnya peran Semen Padang ditambah pandemi covjd 19 dalam menggerakkan ekonomi Sumbar, tingkat perkem­bangan ekonomi merosot tajam. Seperti Tahun 2021 pada angka 3,29 persen, Tahun 2022 di angka 4,36 persen, serta Tahun 2023 4,62 persen. Semuanya berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5 persen,” ulasnya.

Seluruh Pimpinan dan Anggota DPRD Sumbar sepakat bakal membentuk panitia khusus (pansus) , guna menyikapi permasa­lahan yang terjadi antara rekanan PT Semen Padang, serta kondisi terkini PT Semen Padang yang berada dibawah kendali Semen Indonesia.

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar Khairudin Simanjuntak mengatakan, pansus ini dibuat agar permasalahan yang terjadi antara rekanan dan pihak PT Semen Padang bisa dicarikan solusi terbaik untuk menyelesaikannya

Kemudian yang lebih urgensi lagi, saat ini Semen Padang tidak dirasakan lagi sebagai kebanggaan warga Sumbar, sejak berada dibawah Semen Indonesia ini. Setelah 10 tahun berada di bawah bayang-ba­yang Semen Indonesia, su­dah saatnya dievaluasi secara menyeluruh kebijakan holding ini.

“Perlu evaluasi ma­syarakat Sumbar sebenarnya, kalau semakin sejahtera Semen Padang ma­suk Semen Indonesia tidak apa-apa, kita teruskan. Namun jikalau membuat seng­sara masya­rakat, barangkali perlu evaluasi. Kita sampaikan sama-sa­ma ke Kementerian BUMN, bahwa holding ini telah merugikan ma­syarakat,” ucapnya. (hsb)

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |