Rumput Laut, Kedaulatan Pangan, dan Mitigasi Lingkungan

1 week ago 17

INDONESIA merupakan sebuah negara maritim terbesar di dunia, dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan. Luas wilayah laut Indonesia mencapai 5,9 juta km persegi. Dengan wilayah laut yang begitu luas, keanekaragaman biologi kelautan Indonesia juga sangat beragam dan melimpah, banyak sekali makroalga maupun mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas yang kaya akan serat. Salah satu yang mudah ditemukan di perairan Indonesia adalah rumput laut.

Rumput laut merupakan sebuah komoditas utama budi daya perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki peluang pemasaran yang luas, baik skala nasional maupun internasional. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari praktik budi daya rumput laut.

Pemanfaatan rumput laut sangat luas dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari industri pangan. Budi daya rumput laut juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menjaga kedaulatan pangan nasional melalui beragam aplikasi pangan dan nonpangan, dan juga sekaligus sebagai upaya mitigasi lingkungan.

Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi yang memiliki wilayah perairan laut yang bisa dibilang cukup luas. Meskipun, pemanfaatan lahan budi daya laut di Lampung belum dilakukan secara optimal. Salah satu daerah di Provinsi Lampung yang memiliki potensi kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Pesawaran.

Pada 2012, Pesawaran menjadi salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar dengan total produksi sebanyak 450,25 ton. Pengembangan budi daya rumput laut di Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, dapat dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan kedaulatan pangan di wilayah Kabupaten Pesawaran khususnya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Tufts menemukan fakta bahwa budi daya rumput laut tak hanya dapat berfungsi sebagai upaya menjaga kedaulatan pangan, tetapi juga memperlambat perubahan iklim. Para peneliti berpendapat bahwa budi daya rumput laut juga dapat meningkatkan pendapatan para petani laut di negara-negara, khususnya di wilayah pesisir Asia Tenggara.

Budi daya rumput laut bisa dibilang cukup mudah dan sederhana. Dalam praktik budi dayanya, rumput laut tidak memerlukan perawatan ekstra seperti menanam padi, tidak memerlukan lahan, pupuk, dan bisa dibilang hemat biaya. Praktik budi daya rumput laut cukup dilakukan dengan cara memasangkan tali panjang ke akar alga, dan tinggal menunggu beberapa bulan untuk kemudian dapat dipanen.

Kedaulatan Pangan

Budi daya rumput laut menjadi solusi untuk mewujudkan kedaulatan pangan lokal dan nasional. Pembudidayaan rumput laut pun terbilang cukup mudah, tidak memerlukan modal besar, tidak membutuhkan pestisida dan tidak perlu menyewa lahan dikarenakan budi daya rumput laut dapat dilakukan di laut. Komoditas rumput laut diyakini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik untuk pertumbuhan domestik maupun sebagai komoditas ekspor.

Prospek pasar rumput laut mengalami peningkatan dalam perkembangan perdagangan global seiring dengan kebutuhan bahan baku industri pangan, industri kosmetik dan industri farmasi. Kompleksitas nilai guna rumput laut begitu besar bagi masyarakat dunia, maka bukan sesuatu yang mengherankan jika saat ini rumput laut menjadi bagian dari kebutuhan dunia.

Rumput laut menyimpan banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Berbagai macam produk industri pangan, industri kosmetik, dan industri pupuk menggunakan bahan baku dari rumput laut. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ratri dkk. (2022) menemukan inovasi bahwa rumput laut dapat dijadikan bahan baku yang dipadukan dengan ubi garut untuk membuat beras analog.

Pada penelitian tersebut, pembuatan beras analog dilakukan dengan menggunakan tepung ubi garut, tapung tapioka, dan tepung rumput laut. Pembuatan beras analog dilakukan dengan memformulasikan bahan-bahan utama yang digunakan. Pengolahan bahan lokal seperti rumput laut ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Upaya-upaya pengembangan budi daya rumput laut semestinya mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, terlebih dalam peningkatan sumber daya para petani budi daya rumput laut. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan sosialisasi, pelatihan, pendidikan dan penyuluhan.

Mitigasi Lingkungan

Budi daya rumput laut juga merupakan alternatif berkelanjutan yang dapat dilakukan untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan rumput laut di seluruh dunia. Selain relatif mudah untuk ditanam, rumput laut memiliki jejak karbon yang sangat rendah, dan bahkan dapat membantu mengurangi kadar karbon di lautan. Budi daya rumput laut juga dapat membantu mengurangi emisi dari pertanian, dengan meningkatkan kualitas tanah sebagai pengganti pupuk anorganik. Tak hanya itu, rumput laut juga dapat menurunkan emisi metana dari ternak jika dicampurkan dengan pakan ternak.

Budi daya rumput laut berkontribusi terhadap adaptasi perubahan iklim dengan meredam energi gelombang dan melindungi garis pantai serta dapat membantu meningkatkan pH dan memasok oksigen ke perairan, sehingga rumput laut berperan dalam mengurangi dampak pengasaman dan deoksigenasi laut. Salah satu cara untuk memanfaatkan kapasitas penyerapan CO2  dari rumput laut adalah dengan mengelola keberlangsungan rumput laut, baik yang berasal dari budi daya maupun pemanenan rumput laut liar.

Pengelolaan rumput laut tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara yang inovatif, misalnya melalui penggunaan biomassa rumput laut sebagai biofuel yang menggantikan bahan bakar fosil, mengganti sistem produksi pakan yang memiliki jejak emisi CO2 tinggi dengan sistem pangan berbasis rumput laut yang notabene memiliki jejak emisi CO2 lebih rendah.

Dengan demikian, pengembangan budi daya rumput laut sebagai strategi mitigasi perubahan iklim akan membantu meringankan hambatan yang ada saat ini terhadap pertumbuhan lebih lanjut budi daya rumput laut. Budi daya rumput laut merupakan strategi yang baik bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia yang berkontribusi terhadap mitigasi lingkungan sekaligus melindungi garis pantai dan ekosistem laut dari beberapa dampak perubahan iklim, seperti pengasaman dan deoksigenasi laut. Kontribusi tersebut juga akan memberikan nilai tambahan terhadap manfaat sosial yang diperoleh dari budi daya rumput laut. *

Read Entire Article
Sinar Berita| Sulawesi | Zona Local | Kabar Kalimantan |